Minggu Jubilate, 21 APRIL 2024

Epistle: Mazmur 23 : 1 – 6

  1. Pengantar

Mazmur 23 ini melukiskan Allah sebagai Gemabal yang bauk bagi umat-Nya, bangsa Israel. Gembala yang baik itu menyediakan semua kebutuhan domba-domba-Nya dan memelihara serta melindungi mereka dari segala marabahaya. Tuhan adalah pribadi yang sangat Agung, dan hanya Tuhan yang dapat memberikan kenyamanan bagi umat-Nya. Dengan demikian, dapatkah manusia menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya Gembala dalam hidupnya?

  1. Penjelasan Teks

Mari kita lihat, apa yang menjadi gambaran bagi kita, jika Tuhan kita jadikan satu-satunya gembala bagi hidup kita!

 Ayat 1

Sangat jelas penekanan kata diayat ini bukan pada “aku” tetapi menekankan kepada “TUHAN” yang disebut oleh Daud sebagai gembala, dari sejak zaman bapa leluhur, Allah disamakan dengan gembala (Kejadian 49:24, 48:15). Tuhan bertindak sebagai gembala yang memimpin umat-Nya dan setiap orang yang beriman. Daud menyadari bahwa Tuhan tetap ada dan senantiasa akan membantunya secara nyata, seperti halnya ketika Daud masih muda. Daud tidak kekurangan apapun yang diperlukan bagi pelaksanaan kehendak Allah dalam kehidupannya.

Ayat 2 – 3

Kata-kata ini dilatarbelakangi oleh pengalaman panjang Daud yang sangat mempercayai Allah. Hubungan yang berharga antara bangsa Israel dengan Allah cocok sebagai suatu realisasi individu. Gambaran tentang gembala yang setia merupakan satu contoh pemeliharaan penuh perhatian dan penjagaan tak berkesudahan. Secara naluriah, domba percaya bahwa gembala akan menyediakan segala yang diperlukan untuk hari esok. Ciri paling khusus dari metafora yang panjang ini ialah bimbingan yang bijaksana dari sang gembala. Dia membimbing ke tempat yang tenang dan Yang menyegarkan, melewati pergumulan-pergumulan hidup, dan melalui tempat-tempat berbahaya. Dengan demikian gembala menyediakan kebutuhan-kebutuhan hidup dan melindungi dari rasa takut akan bahaya. Dalam Injil Yesus pun melukiskan kesukaan gembala dan Allah, bila seekor domba yang hilang ditemukan kembali (Lukas 15:4-7). Dan menyamakan diri-Nya dengan gembala yang dinubuatkan oleh Zakharia (Markus 14:27). Tetapi jauh dari pada itu Yesus berfirman dalam Yohanes 10 “Akulah gembala yang baik”.

Ayat 4 – 5

Dalam ayat ini Daud mengutarakan iman dan kepercayaan pribadinya dalam kuasa Allah untuk melindunginya. Dia melihat kuasa Allah itu bagaikan tongkat dan gada yang akan melindungi dan membela dia. Allah, melalui Kristus dan oleh Roh Kudus, demikian memperhatikan setiap anak-Nya sehingga Ia ingin mengasihi, memelihara, melindungi, membimbing, dan dekat dengan anak itu, sebagaimana dilakukan oleh seorang gembala yang baik dengan domba-dombanya sendiri. Orang percaya adalah domba-domba Tuhan. Kita adalah milik-Nya dan menjadi sasaran khusus kasih sayang dan perhatian-Nya. Sekalipun “kita sekalian sesat seperti domba” (Yes 53:6), Tuhan telah menebus kita dengan darah-Nya yang tercurah (1Pet 1:18-19), dan kini kita menjadi milik-Nya. Selaku domba-domba Allah kita dapat menagih janji-janji mazmur ini waktu kita menanggapi suara-Nya dan mengikut Dia.

Ayat 6

Akhirnya Tuhan berbuat lebih banyak bagi Daud. Tuhan memberikan kelimpahan kepada Daud dan mengurapinya dengan kehormatan. Daud merasakan kepuasan yang tak terkatakan dan penuh dengan kemuliaan. Anugerahnya tidak akan pernah habis sampai selama-lamanya. Dan iman Daud bahwa sampai akhirnya Tuhan akan membawanya ke dalam rumah Allah yang abadi dan kekal.

  1. Refleksi

Ada beberapa hal yang perlu kita hayati

1.      Iman kepada Tuhan Yesus akan menjadi pengharapan yang pasti (Mzm. 119:116). Sebab, hanya Tuhan Yesus yang dikatakan sebagai Gemabal yang Baik. Dialah yang memelihara kehidupan domba-Nya dengan setulus hati, bahkan menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-Nya (Yoh. 10-1-15)

2.      Hanya dekat dengan Tuhan hidup kita akan tenang (Mzm 62:1). Tuhan bukanlah pribadi yang menutup diri ketika ada umat yang hendak datang kepada-Nya. Dia akan memberikan kenyamanan bagi orang yang hendak bercerita dan berbagi kisah dengan Dia.

3.      Tidak perlu kuatir akan masa depan karena Tuhan ada bersama dengan kita (Ams. 23:18). Sebab Tuhan telah merancangkan kisah terbaik bagi umat-Nya, dan rancangan itu bukanlah rancangan kebinasaan, melainkan rancangan dami sejahtera (Yer. 29:11)

Tuhan akan terus memelihara, melindungi, dan selalu bersama dengan orang-orang yang rendah hati dan tahu mengucap syukur. Dia Allah yang setia, tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian dan bukan hanya setia tetapi Dia akan menyediakan apapun yang kita butuhkan asalkan kita tahu bagaimana harus menyenangkan hati Tuhan dengan kehidupan kita dan menyatakan kemuliaan-Nya sampai akhir hidup kita.

Oleh: Pdt Ferry L Samosir

Categories: Epistel

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *