Minggu Rogate, 05 Mei 2024

EPISTEL :Mazmur 28: 1-2

  1. Pendahuluan

       Mazmur ini terdiri tiga bagian, yaitu: seruan minta tolong (1-2), permohonan agar jangan dibinasakan bersama orang fasik (3-5) dan ucapan syukur, pengakuan percaya dan doa syafaat (6-9). Melalui mazmur ini kita dapat melihat pengalaman yang dialami oleh Daud ketika ia merasa ditinggalkan Allah. sesaat ia merasa bahwa Allah tidak mendengar seruan doanya. Ia tidak tahu mengapa Allah diam. Daud merasa tidak ada lagi harapan. Pemazmur berpikir bahwa TUHAN hendak menghukumnya seperti orang fasik. Namun, ia merasa tidak melakukan kesalahan (ay. 3-4). Dalam pengalaman doanya yang panjang, fajar harapan pun tiba. TUHAN menjawabnya. Karena itu ia bersyukur dan memuji TUHAN sebab TUHAN adalah perisai dan gunung batu tempat perlindungan yang aman  dan dapat diandalkan. Mazmur Daud ini mengajarkan kita untuk tidak berhenti berdoa. Terkadang Allah memang terlihat begitu jauh sehingga doa kita pun seperti tidak pernah sampai ke telinga-Nya. Kadang kita merasa Allah tidak menjawab doa kita. Pikiran kita mulai membentuk asumsi negatif. Misalnya : apakah aku dihukum oleh Tuhan atau Tuhan tidak pernah ada. Tetapi dari Mazmur ini kita dapat mengetahui bahwa Allah mendengar dan menjawab doa orang-orang yang berseru kepada-Nya, dari orang-orang berkeluh kesah dan dari orang-orang yang menggantungkan harapannya hanya kepada Allah.

  1. Penjelasan Nats

        Pasti dalam kehidupan ini ingin merasakan hidup kita berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang kita mau tetapi justru yang terjadi adalah sebaliknya banyak permasalahan kita hadapi banyak masalah datang silih berganti dalam kehidupan kita baik masalah kesehatan, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan keluarga kita, tetangga kita, rekan kerja dan sebagainya. Sehingga tidak sedikit orang Kristen mulai ragu, mulai goyah, mulai lupa bahwa mereka punya Allah yang jauh lebih besar dari masalah yang mereka hadapi.  Dalam nats mazmur 28:1-2 tidak mampu menjawab tema: Setiap Orang yang meminta akan menerima kita harus meneruskannya sampai kepada mazmur 28:1-9. Melalui Mazmur pasal  28 ini, kita dapat mengutip tiga hal yang seharusnya kita lakukan ketika kita menghadapi permasalahan yang mungkin itu mustahil bagi kita. Kita akan belajar dari raja Daud bagaimana ia datang memohon pertolongan kepada Tuhan yang menjadi sumber pertolongan dalam hidupnya. Daud tau bahwa Allah adalah gunung batu keselamatannya. Hal pertama perlu kita jadikan pedoman dalam hidup kita ketika kita menghadapi masalah adalah datang dan berseru kepada Tuhan saja. Dalam menghadapi permasalahaan yang mungkin tidak mengenakan didalam kehidupan kita, bahkan masalah itu kita anggap terlalu besar kita tidak mampu mengatasinya, kita pasti meminta pertolongan ? begitu juga dengan halnya raja Daud ia juga pasti memiliki rasa yang sama , tetapi Daud mengambil sikap yang benar. Menjadi orang yang percaya Daud datang kepada Allah, Allah yang menjadi sumber pertolongan kehidupannya,  Daud datang kepada Allah dan bukan kepada manusia karena Daud tau manusia memiliki keterbatasan sama seperti dirinya. Bagaimana respon kita menghadapi permasalahan dalam satu penilaian bagi kita seberapa baik, seberapa benar kita mengenal Allah kita sehingga kita mencari pertolongan yang benar. Dikatakan di ayat 1 ”kepadaMu ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, jangalah berdiam diri terhadap aku, sebab jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang turun ke dalam liang kubur”. Daud berseru hanya kepada TUHAN, dalam bahasa aslinya berseru digunakan kata kara , kata kerja yang dapat diartikan sebagai memanggil nama Tuhan, menangis meminta bantuan dan mengucapkan dengan suara yang nyaring. Tidak hanya berdoa menyampaikan doa biasa, tetapi dengan sepenuh hati bahkan dikatakan dengan menangis memanggil nama Tuhan. Apa yang dilakukan Daud ini adala sesuai dengan Tuhan kehendaki, Allah mau kehidupan kita sebagai seorang percaya hanya kepada Allah saja kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.  Hal yang kedua yang kita teladani dari Daud, ketika kita menghadapi permasalahan bahwa doanya sudah dijawab oleh Tuhan. Dalam menaikan permohonan kepada Allah sebagai orang percaya kita harus menyakini bahwa Allah akan menjawab doa kita dan kita akan menerima apa yang kita minta kepada Tuhan. Setelah raja Daud menyampaikan pergumulaannya kepada Allah, Daud menyakini bahwa doanya dijawab oleh Allah. Secara manusia ini hal sulit karena  kita menyakini sesuatu yang belum tentu kita terima dalam kehidupan kita. Tetapi raja Daud mengerti dengan benar pada siapa dia menaikan permohonan sehingga dalam ayat 7-8, Daud menyampaikan kepercayaannya kepada Tuhan. Daud tau siapa Allah yang ia sembah, Daud mengetahui kepada siapa ia meminta tolong, bahwa Allah tidak akan membiarkan umatNya sendiri menghadapi permasalahan dalam kehidupannya maka ayat 6 “Terpujilah Tuhan karena ia mendengar seruan suara permohonanku”. Dalam ayat 7 dituliskan “Kepadanya hatiku percaya..” Daud percaya kepada Tuhan, percaya dalam bahasa aslinya digunakan kata “bata” (Ibrani) yang artinya percaya kepada Tuhan, percaya dengan sepenuh hati.  Dan yang ketiga bersykur kepada Allah, bersyukur merupakan satu respon kita atas apa yang kita terima. Daud ketika banyak menghadapi persoalan dalam hidupnya Daud yakin bahwa Tuhan menolongnya dengan rasa percaya dan imannya ini ia dapat mengucap syukur dalam kehidupannya kepada Allah sekalipun dalam kehidupannya tidak menyenangkan. Dalam ayat 7b, “Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiu, dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya”. Banyak orang dalam dunia ini, sering kali mereka lupa, mereka tidak bersyukur ketika mereka sudah menerima apa yang mereka doakan dan yang diinginkan. Banyak orang Kristen lupa siapa yang memberi berkat, siapa yang menjawab doa mereka. Mampukah kita selalu bersyukur dalam kehidupan kita atas berkat dan campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Siapkah kita menerima jawaban dari segala permasalahan kta seperti yang dipercaya Daud.

  1. Renungan

       Bapak,ibu yang dikasih Tuhan, apakah akhir-akhir ini sedang mengalami persoalan yang cukup berat? Apakah bapak,ibu sekarang sedengan bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak segera menjawab doa dan keluh kesah bapak,ibu? Yakinlah, Allah tidak pernah menutup telinga dan memalingkan wajah-Nya untuk kita. Kalau bapak, ibu merasa belum menerima jawaban doa, hanya ada dua jawabannya. Bapak, ibu bukan Anak Tuhan yang taat atau Tuhan mau masih ingin melihat kesetiaan kita. Seperti halnya Daud. Maka melalui nats ini, mengajarkan kita untuk tidak pernah berhenti berdoa. Maka jangan terlalu cepat untuk menghakimi atau menolak Tuhan. Setiap orang yang meminta akan menerima. Seberapa banyak dan berat persoalan kita tidak ada yang tidak bisa diselesaikan-Nya. Berharaplah pada Tuhan, maka Dia akan menolong kita.

  1. Diskusi
  2. Dari pengalaman Daud dari Nats ini, ketika kita mengalami pergumulan kepada siapa kita berseru ?
  3. Dan ketika kita sudah berdoa kepada-Nya namun kita merasa persoalan kita belum selesai lantas apa  yang kita lakukan?

Pdt.  Novita Martaulina Siregar, S.Th

Pendeta GKPI Resort Janji Angkola

Wilayah VI ( Silindung-pahae-Tapteng-Tapsel)

Categories: Epistel

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *