Minggu Misericordias Domini,14 April 2024

Nats     : 1 Yohanes 3 : 1-7   

Oleh: Pdt. Andri H Simanjuntak (GKPI JK Limapuluh)

  1. Pengantar

Pada waktu surat 1 Yohanes ini ditulis, banyak beredar ajaran guru-guru palsu dari aliran gnostik yang mau menyesatkan orang percaya. Mereka mengajarkan manusia yang sejati adalah roh, sedangkan tubuh jasmani tidaklah penting. tubuh ini pada dasarnya adalah jahat, karena itu tidak ada salahnya kalau keinginannya dipuaskan. Aliran ini mengatakan, bisa saja manusia berbuat dosa dengan tubuhnya tanpa merugikan rohnya. Tentu saja ajaran tersebut sangat bertolak belakang dengan ajaran kekristenan. Bahkan pada pasal sebelumnya 1 Yoh 2 : 18-29, penulis mengatahkan telah muncul antikristus. Untuk itulah pentingnya firman ini dituliskan Rasul Yohanes sebagai peringatan dan pengajaran bagi orang percaya, agar mereka hidup sebagai anak-anak Allah. Dan Penulis mengatakan: Maka sekarang tinggallah di dalam Kristus,, supaya apabila Ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya. Bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang yang berbuat kebenaran, lahir dari padaNya. Apakah perubahan terbesar setelah seseorang percaya kepada Yesus? Perubahan terbesar orang berdosa yang percaya kepada Yesus adalah: Statusnya menjadi anak-anak Allah. Allah dengan pernuh kasih memanggil kita sebagai anak-anakNya. Dan kita menjadi anak-anak Allah bukan karena pilihan kita atau prestasi kita, namun hanya karena kasih karuniaNya dalam Kristus Yesus semata bagi kita. Maka pertanyaannya bagi kita;  kehidupan bagaimana yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak Allah?

Dan kita harus bisa menunjukan indentitas kita sebagai anak-anak Allah, yaitu melakukan hal yang berkenan kepadaNya.  Dan seperti apa yang dimaksudkan dalam 1 Yohanes 3 : 1-7, yaitu; Hidup dalam kesucian (ayat 3), tidak lagi diperbudak oleh dosa (ayat 6), melakukan kebenaran (ayat 7).    

  1. Penjelasan Nats

Betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah (Ayat 1-2). Firman Tuhan pada ayat yang pertama mengatakan: “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.” Artinya: Oleh sebab betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, maka kita kemudian disebut anak-anak Allah.  Dan memang benar, Alkitab menyatakan bahwa kita adalah anak-anak Allah atau “Tekna Theou”. Paulus mengatakan; sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman kepada Kristus (Galatia 3 : 26).  Oleh karena itu, maka dunia yang fana ini tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia, Yesus Kristus, Tuhan kita. Dunia menolak Yesus dan menyalibkan Yesus.  Anak-anak Allah dan anak-anak dunia sangat berbeda. Alasan mengapa anak-anak dunia tidak dapat memahami atau menghargai anak-anak Allah karena mereka memang tidak mengenal Kristus. Maka orang-orang yang percaya bukan lagi seteru Allah, melainkan anak-anak Allah. Status anak-anak Allah seharusnya akan membuat cara hidup kita diperbaharui. Dan jangan seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Anak-anak Allah sewajarnyalah memiliki cara hidup seperti yang dikehendaki Allah karena itu yang Tuhan inginkan bagi kita.     

Kemudian Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 3:2: “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” Rasul Yohanes meyakini bahwa ketika Kristus datang kembali kedua kalinya kita akan seperti Dia. Lalu kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Yaitu Dia sebagai Tuhan dari segala Tuhan, Allah segala allah dan Penguasa Kerajaan Sorga sepanjang masa. Artinya anak-anak Allah memiliki pengharapan bahwa dirinya sedang berubah menuju kesempurnaan hidup yang kekal.  

Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci Ayat 3: setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, Yesus Kristus Tuhan kita, agar hendaknya menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Sebab Firman Tuhan juga katakan dalam 1 Petrus 1:15: tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus yang memanggil kamu. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat, dan jangan turuti hawa nafsu. Orang-orang yang percaya harus tumbuh dalam anugerah dan kebenaran.

Ayat 4: Setiap orang yang berbuat dosa adalah melanggar juga hukum Allah. Sebab dosa pada hakikatnya ialah pelanggaran terhadap hukum Allah. Pelanggaran terhadap perintah dan ketentuan Allah adalah dosa. Kita semua adalah orang berdosa. Bahkan setelah menerima anugerahNya kita akan terus melawan dosa. Dan lebih lanjut Yohanes mau katakan: Setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi. Ayat 5“Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Ayat 6; Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” Firman Tuhan ayat 4-6; Ini ingin menjelaskan, bahwa Yesus Kristus Tuhan kita, telah menyatakan diri-Nya. Yaitu Ia telah menghapus segala dosa kita. Lalu di dalam Dia tidak ada dosa. Oleh sebab itu maka setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, yaitu di dalam Tuhan Yesus Kristua, hendaklah tidak berbuat dosa lagi. Sebab, setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak akan melihat dan tidak akan mengenal Dia. Maksudnya adalah anak-anak Allah/Pengikut Kristus tidak akan terus mempraktekkan dosa sebagai cara hidup (tidak diperbudak oleh dosa). Dan akan terlihat perbedaan kehidupan baru anak-anak Allah di dalam Kristus. Misalkan seorang Pencuri, setelah dia mengenal Kristus  maka dia tidak akan mencuri lagi, pezinah tidak lagi menjadi pezinah, pola prilakunya telah berubah setelah hidup didalam Kristus. Kata kebiasaan adalah kuncinya, maka biasakanlah hidup dalam kebenaran. Seperti yang Firman Tuhan katakan: “Tetapi bertumbulah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruslamat kita Yesus Kristus” (1 Petrus 3:18 ).   

Ayat 7, Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu
Selain itu, dengan tulus hati Rasul Yohanes mengingatkan dan memberi nasihat kepada anak-anak seimannya yaitu orang-orang Israel pada zamannya, kita pada zaman sekarang dan kepada semua orang percaya dari zaman ke zaman, supaya janganlah membiarkan ada seorang pun yang menyesatkan kita. Dan tidak ada seorang pun di antara kita yang disesatkan atau menyesatkan. Dan lebih lanjut, Rasul Yohanes kemudian menyatakan bahwa barang siapa yang berbuat kebenaran, maka ia adalah benar. Yaitu sama seperti Kristus Yesus Tuhan kita, adalah benar di hadapan Allah Bapa-Nya. Akan tetapi barang siapa tetap berbuat dosa, maka ia berasal dari iblis. Sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Oleh sebab itulah, maka Anak Allah menyatakan diri-Nya. Anak Allah, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita, harus menyatakan diri-Nya, supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan iblis itu. Supaya kita dijauhkan dari segala perbuatan iblis yang penuh dengan dosa dan kejahatan.

  1. Renungan/Implikasinya bagi kita

Status kita orang yang percaya menjadi anak-anak Allah, itu semua hanya oleh kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus, melalui pengorbananNya di kayu salib yang telah menebus dosa kita orang berdosa yang mau percaya kepadaNya.. Maka jika kita adalah anak-anak Allah, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia (Roma 8 : 17). Sehingga yang diinginkan dari kita orang yang percaya melalui khotbah hari ini, dengan Tema: Hiduplah sebagai anak-anak Allah. Dan kalau kita orang percaya disebut sebagai anak-anak Allah maka tentunya kita memiliki karakter atau sifat dengan Bapa kita yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dan itu semua dapat dilihat dari buah yang dihasilkan dari perbuatan kita sehari-hari. Ada kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22). Kemudian jadilah anak-anak yang taat, “sebab itu jadilah penurut-penurut Allah seperti anak-anak yang kekasih (Efesus 5:1)”. Penurut-penurut Allah berati hidupnya tidak diperbudak oleh dosa. Tetapi Kristuslah yang menjadi teladan kita didalam ketaatanNya kepada Bapa bahkan sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Dan kita harus bisa menunjukan indentitas kita sebagai anak-anak Allah, yaitu melakukan hal yang berkenan kepadaNya. Seperti yang dimaksudkan dalam 1 Yohanes 3 : 1-7, yaitu; Hidup dalam kesucian (ayat 3), tidak lagi diperbudak oleh dosa (ayat 6), melakukan kebenaran (ayat 7). Amin…

  1. Diskusi
  2. Menurut anda bagaimana sifat kehidupan atau perbuatan orang Kristen yang memiliki status sebagai anak-anak Allah oleh karena kasih karunia Allah menurut firman Tuhan ini?
  3. Bagaimana cara kita melawan para ajaran-ajaran penyesat saat ini? sperti yang dikatakan pada ayat 7: Anak-anakku janganlah seorangpun menyesatkan kamu.             
Categories: Epistel

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *