dalam rangka

MERAYAKAN – MEMAKNAI

TAHUN PELAYANAN PASTORAL GKPI TAHUN 2022

sekaligus

ULANG TAHUN GKPI ke-58 TAHUN

Sabtu – Minggu,  3 – 4 September 2022 – di GKPI Unjur

Terpujilah Allah Tritunggal, TUHAN kita, yang oleh karena kebaikan-Nya sehingga rangkaian kegiatan Pesta Kebangunan Pemuda/Pemudi-Remaja (seterusnya disingkat PP-R) GKPI se-Resort Ambarita boleh berlangsung dengan baik. Serangkaian kegiatan pesta ini adalah bagian dari cara Gereja kita untuk merayakan dan memaknai Tahun Pelayanan Pastoral GKPI (sesuai Rencana Strategis GKPI) untuk tahun 2022, dan juga Ulang Tahun GKPI ke-58 (30 Agustus 1964 – 30 Agustus 2022). Dilaksanakan dua hari, yaitu Sabtu-Minggu, tanggal 3-4 September, di GKPI Unjur. Dipimpin dan dilayani oleh Kepala Departemen (Kadep) Pastorat GKPI: Pdt. Dr. Teddi Paul Sihombing, didampingi Pdt. Paian Halomoan Nababan, S.Th (Pendeta GKPI Jemaat Khusus Pangururan Kota).

Pukul 14.00 Wib, di GKPI Unjur, serangkaian kegiatan pesta dimulai. Diawali dengan Pembinaan, yaitu pembinaan kepada PP-R GKPI se-Resort. Pembinaan ini berthemakan: Kepedsos above medsos, artinya Kepedulian Sosial mengatasi Media Sosial. Pak Kadep membawakan pembinaan ini dengan sersan, serius tetapi santai. Dibuka dengan games sederhana, yang justru melaluinya ketemu ruang untuk saling mengenal satu sama lain. Pak Kadep mengawali dengan menjelaskan lima (5) era manusia dalam berkomunikasi. Lalu menjelaskan Generasi berdasarkan periode kelahiran, yang mana PP-R se-Resort adalah Generasi Y (yang lahir antara tahun 1977-1995), dan terutama kebanyakan Generasi Z (yang lahir antara tahun 1996-2010). ‘Khusus yang Generasi Z’, kata pak Kadep, ‘adalah generasi yang mahir menggunakan media sosial dan membrowsing tanpa ada yang mengajari. Anak-anak muda generasi Z itu sifatnya terbuka, suka keberagaman, menyukai hal-hal baru, berpikir kritis dan ingin tampil beda, namun cenderung konsumtif dan boros.’ Berdasarkan penjelasan pak Kadep, boleh disaksikan bahwa terjadi Revolusi Komunikasi, yang tadinya face to face, kini menjadi text to text or image to image.

Lebih lanjut pak Kadep menjelaskan, bahwa ada keuntungan tetapi juga ada efek negatif kehadiran Internet atau Media Sosial di era ini. Keuntungannya adalah Dunia dalam genggaman, artinya apa saja bisa dicari di hp android kita, dan apapun yang terjadi di belahan dunia manapun, bisa dengan segera kita ketahui informasinya. Tetapi efek negatifnya tidak kalah hebat, antara lain merusak identitas (suka membandingkan diri dengan orang lain, iri hati dan narsis) sekaligus merusak mental, termasuk adalah merusak tubuh, seperti merusak mata dan penuaan dini. Tetapi yang tidak kalah penting adalah merusak hubungan, misalnya jumlah teman boleh banyak, tetapi kualitas persahabatan jauh berkurang. Sehingga muncullah istilah yang sering kita dengar bahwa medsos yang di hp android itu: ‘menjauhkan yang dekat’. Yang duduk berdekatan di tempat tongkrongan sudah serasa jauh karena sudah sibuk dengan medsos nya masing-masing. Dunia maya sudah jauh lebih asyik dari Dunia nyata. Android itu kini sudah menjadi very important thing. Kenyataan bahwa segala sesuatu sudah bisa didapatkan di medsos membuat, sadar atau tidak sadar, kita tidak butuh orang lain lagi; kita tidak terlalu penting bersosial lagi. Bahkan segala hal yang rohani,seperti Alkitab, sudah bisa diakses di medsos. Akhirnya, kepedulian sosial antara sesama manusia menjadi semakin berkurang.

Pak Kadep menegaskan bahwa Gereja TIDAK MELARANG anak-anak muda Kristen untuk bermedsos. Justru, Allah adalah Sumber Teknologi (Am. 1:7), sumber semuanya itu. Bahkan Firman Tuhan di Pengkhotbah 11:9 menyerukan agar anak-anak muda bersukaria di masa mudanya. ‘Tetapi’, kata pak Kadep, ‘JANGAN DIPERHAMBA MEDIA SOSIAL/TEKNOLOGI’. Pak Kadep mendasarkan pada 1 Korintus. 6:12 ‘Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba apapun’. ‘Sehingga’, kata pak Kadep, ‘Marilah kita memakai medsos bukan justru menjauhkan kita dari sesama kita, tetapi sebaliknya harus semakin meningkatkan kepedsos kita kepada sesama kita manusia’. ‘Sebagaimana perintah Tuhan Yesus’, kata pak Kadep mengakhiri sessionnya: ‘Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu’ (Yoh. 15:12).            

Setelah pak Kadep melakukan pemaparan, dibukalah sesi dialog, yaitu tanya-jawab. Ada beberapa orang yang bertanya, tetapi cukup dua yang kami jelaskan disini. Pertama, bernama Sinta Ambarita, dari GKPI Ambarita Pasar. Dia bertanya: ‘Amang, banyak sekali PP-R masa kini yang memiliki sifat introvert (tertutup), yang salah satunya adalah tidak mampu mengekspresikan dirinya dalam hubungannya dengan sesamanya di dunia nyata. Tetapi sebaliknya, jika di dunia maya, banyak yang bisa berekspresi, bahkan bersifat ekstrovert (terbuka) dan menjalin hubungan yang baik dengan teman-temannya di medsos. Bagaimanakah pandangan amang terhadap sikap dan perilaku tersebut? Baikkah demikian amang?’ Pak Kadep segera menjawab pertanyaan dari Sinta, katanya: ‘Tidak baik, jika introvert di dunia nyata, sebaliknya menjadi ekstrovert justru di dunia maya. Itu menunjukkan efek negatif medsos telah merusak mental kita. Fakta itu semakin menampakkan bahwa dunia maya sudah jauh lebih asyik dibandingkan dunia nyata. Hal seperti ini jangan dibiarkan, karena jika berlarut, maka akan tumbuh menjadi orang yang tidak pede di depan banyak orang. Oleh karenanya, kuasai medsos yang di hp androidkita itu, jangan biarkan kita dikuasai. Dimulai dari rutinitas keseharian kita, bahwsanya jangan lagi sedikit-sedikit pegang hp,  sedikit-sedikit pegang hp. Pergilah ke luar rumah, ikuti lebih banyak kegiatan face to face di sekolah, di desa, atau dimana saja bersama dengan teman-temanmu. Perbanyak kegiatan olahraga dan seni seperti bernyanyi dan bermain musik. Bahkan yang tidak kalah penting, ikuti kegiatan sosial, seperti mengunjungi teman yang sakit dan bergotong royong membersihkan lingkungan kampung atau Gereja kita masing-masing. Itu semua kita lakukan agar jangan ada lagi diantara kita yang hidupnya berketergantungan dengan medsos yang di hp android kita itu. Rajai dirimu, biar Tuhan yang bertakhta. Nyatakan kepedsos yang sebenarnya di dunia nyata, bukan di dunia maya’.    

Setelahnya bernama Gita Sijabat, dari GKPI Tanda Rabun. Dia bertanya: ‘Amang, bagaimanakah cara mempraktikkan untuk dekat dengan Tuhan? Saya sempat bertanya kepada Google, dan menemukan jawabannya. Tetapi ketika mempratekkannya di dunia nyata, nah disitu kesulitannya. Jadi saya bertanya-tanya amang, bagaimanakah seharusnya? Tolong masukannya amang’! Pak Kadep segera menjawab pertanyaan dari Gita, katanya: ‘Pertanyaan Gita ini adalah pertanyaan yang mewakili kita semua! Ya, tidak hanya Gita, tetapi anak-anak muda zaman sekarang adalah anak-anak yang segala apa yang tidak dimengerti, langsung saja tanya mbah google. Ini tidak benar! Kebiasaan seperti ini harus kita ubah! Apalagi jika sesuatu hal tentang hubungan kita dengan Tuhan, yang kita tanya itu Pendeta, Penatua dan Orang Tua kita, yaitu orang-orang yang mengalami kehidupan bersama Tuhan di dunia nyata. Mereka akan menceritakan pengalamannya, apa pergumulannya, apa tantangannya, apa langkah-langkah yang harus dilakukan agar semakin dekat dengan Tuhan, bagaimana supaya kita jangan mudah menyerah, tetapi sepenuhnya percaya kepada kuasa Tuhan. Itu semua tidak bisa kita dapatkan dari google. Oleh karena itu adik-adik semua, ayo bergerak dan sadarlah Dunia Nyata jauh lebih asyik dan menentukan dari Dunia Maya. Pak Kadep mengakhiri session nya dengan kata-kata motivasi yang mengajak seluruh PP-R se-Resort untuk berbuat kepedsos lebih baik dan lebih banyak lagi di kehidupan nyatanya dibanding kehidupan mayanya. Pak Kadep berpesan: ‘Jadilah anak-anak muda berkarakter Kristiani, yang mengasihi semua orang’!     

Serangkaian kegiatan berpuncak pada hari Minggu. Dimulai dan didasarkan pada Ibadah Minggu XII setelah Trinitatis, yang dimulai pukul 09.00 Wib. Dipimpin dan dilayani oleh Kadep Pastorat sebagai Pengkhotbah, dan Pdt. PH. Nababan, sebagai Liturgis bersama Pendeta Resort, didampingi bapak/ibu Penatua GKPI se-Resort serta Panitia Pesta. PP-R juga turut sebagai pelayan dalam Ibadah ini, yaitu sebagai pelayan pengumpul persembahan sejumlah delapan (8) orang PP-R yang mewakili delapan jemaat se-Resort, sebagai song leader sejumlah tiga (3) orang dan sebagai panortor sejumlah empat (4) orang, yang meyambut barisan prosesi Pelayan memasuki rumah ibadah GKPI Unjur. Ibadah dibuka dengan lagu kebangsaan GKPI, yaitu MARS GKPI. Ada dua koor yang dikumandangkan di tengah-tengah Ibadah, yaitu koor raksasa PP-R se-Resort dengan judul ‘Pekerja Kristus’, serta satu nyanyian lagi dilantukan PP-R GKPI JK. Pangururan Kota.

Dalam khotbahnya yang didasarkan pada Mazmur 139:17-24, pak Kadep mengawali dengan cerita rakyat. Intinya bahwa kita semua cenderung rentan jika sedang menghadapi keadaan hidup yang tidak baik-baik saja. Bahkan suara burung di sawah yang berkicau indah pun, tetap saja ikut memperkeruh suasana hati jika kitanya sudah dikendalikan suatu masalah. Kita sering lupa bahwa kita mempunyai TUHAN yang Omni Science (Maha Tahu) – ay. 17, 23; Omni Potent (Maha Besar/Kuat) – ay. 19; Omni Presence (Maha Hadir) – ay. 18. Demikianlah pemazmur menyampaikan doanya kepada Tuhan, bahwa apapun dan bagaimanapun ruwetnya masalah yang sedang dihadapi, TUHAN hadir, tahu dan kuat mengatasinya, sebab tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Pak Kadep menyinggung sekilas tentang berita yang paling menyita atensi publik dua bulan belakangan ini, yaitu tentang terbunuhnya almarhum brigadir J. Hutabarat. Ke-Kristen-an terbahas, sebab Kapolri kita, dan Kadiv Propam (adalah Polisinya Polisi), yang adalah otak dibalik terbunuhnya almarhum adalah Kristen. Semuanya pihak terkait sudah mengambil tindakan tergesit yang bisa dilakukan untuk mengungkap kebenaran faktanya. Dari Timsus yang dibentuk Polisi, termasuk Inteligen digerakkan, begitu juga Komnas HAM, Kompolnas dan LPSK. Presiden pun berungkali menegaskan agar kasus ini bisa cepat dituntaskan serta dibuka sejelas-jelasnya. Namun masyarakat luas nampaknya belum puas. Ada yang bilang, Kapolsek saja bisa menyelesaikan masalah ini, tetapi karena pihak yang terkait di dalamnya adalah jenderal, maka lain ceritanya. Sepertinya ada sesuatu kuasa yang dari awal sepertinya menghalang-halangi pengungkapan kebenaran fakta kasus. Tetapi meskipun demikian, bahwa sehebat apapun kuasa si otak pembunuhan, juga selihai bagaimanapun si otak dkk. mengelabui hukum manusia, dia tidak akan bisa mengelabui Tuhan yang menciptakan-Nya. Sebab segala sesuatu terang-benderang dihadapan Tuhan, tidak ada yang tersembunyi. “Demikianlah hal nya kepada kita semua”, kata pak Kadep, “Apapun pergumulanmu anak-anak muda Gereja, mari ungkapkan itu, curhatkan itu kepada Tuhan, ai patar do sude dijoloNa. Yakinkan dirimu, Tuhan pasti melepaskanmu dari pergumulammu itu. Juga sama hal nya dengan cita-citamu atau harapanmu mau jadi apa kamu sekalian ke depannya, mari sampaikan kepada Tuhan kita, jangan takut, ragu dan bimbang, tetapi nyatakanlah dalam doamu dengan ucapan syukur kepada-Nya. Bilang kepada Tuhan, sebagaimana yang pemazmur katakan di ayat 23: ‘Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku’. Jadi ketika kita menyerahkan kepada Tuhan sepenuhnya diri kita untuk dikoreksinya, maka kita sudah mengimani bahwa TUHAN ADALAH DIATAS SEGALANYA. Sehingga jika sudah demikian, berikan dirimu dibimbing, dituntun dan dipimpin-Nya, TUHAN akan menyertai-Mu.”                   

Selesai Ibadah ritual, dilanjutkan dengan perayaan sederhana ulang tahun GKPI ke-58. Sebagaimana biasanya, kue ulang tahunnya dipotong dan dibagikan ke delapan GKPI se-Resort. Berkumandanglah pekikan: ‘Sabas na mar-GKPI’ menyertai nyanyian-nyanyian sukacita perayaan, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Setelahnya rangkaian pesta dilanjutkan dengan festival koor mini – vocal group PP-R se-Resort. Koor Mininya adalah menyanyikan Mars GKPI (lagu wajib) yang dinyanyikan sesuai partiturnya serta tanpa musik. Sementara vocal groupnya menyanyikan salah satu dari tiga nyanyian: 1. Siyahamba, 2. I will follow Him, 3. Datanglah, o, Tuhan (lagu pilihan) yang dinyanyikan dengan bebas seturut kreasi dan inovasi masing-masing kontingen. PP-R yang delapan Gereja se-Resort semuanya tampil, dan tampil dengan style yang berbeda-beda. Ada yang busananya seragam, ada yang tidak. Ada yang kontingennya perempuan semua. Ada yang mimik wajahnya tegang, tetapi ada juga yang slow. Semuanya performance yang disuguhkan menunjukkan keseriusan mereka mengikuti festival, tidak main-main! Pak kadep dalam closing statement nya mengingatkan, bahwa semoga kedelapan kontingen yang telah tampil bernyanyi, juga kita semua yang turut bernyanyi, nyanyian kita sampai kepada Tuhan di Sorga. Sebab ada nyanyian yang tidak sampai kepada Tuhan karena penyanyi yang menyanyi tidak dari hati, bahkan lebih dari itu, ada penyanyi yang mengarahkan nyanyiannya agar dia dipuji. ‘Tidak, tidak demikian kita’, kata pak Kadep. Kita harus yakin, nyanyian kita sampai kepada Tuhan di Sorga, karena kita menyanyi adalah untuk memuji dan memuliakan nama-Nya.       

Tiba saatnya makan siang. Hidangannya adalah saksang b2 paket komplit. Sebagaimana kearifan lokal luat Samosir, Gereja kita menghidangkan na margoarna hira songon tudutudu ni sipanganon ke hadapan pak Kadep sebagai yang mewakili Pimpinan Sinode GKPI. Didok ma hata na niuluhon Pnt. M. Tambunan, yang juga adalah Koordinator Seksi PP-R Resort. ‘Tabo’, kata pak Kadep sambil menyantap makan siang, bersama semua Penatua GKPI Unjur dan seluruh Penatua GKPI se-Resort, dan tentu saja bersama semua anggota jemaat se-Resort. Sembari makan siang, bahan lelang dilelangkan. Setelahnya ada acara mandok hata, dari Panitia, Kepala Desa dan terakhir pak Kadep.Setelah makan siang, dilanjutkan dengan games Cerdas Cermat Alkitab (CCA). SumberCCA adalah Keluaran 20, Matius 26-28, dan Kisah Para Rasul 1-2+9. Diharapkan dari games ini, kiranya PP-R semakin memahami dan mengalami Hukum Taurat Tuhan, Kematian-Kebangkitan sampai Kenaikan Yesus ke Sorga, dan Awal berdirinya Gereja Tuhan oleh kuasa Roh Kudus. Sesudahnya, masuk ke games Cerdas Cermat Buku Ende dan Kidung Jemaat (CCBE-KJ). Sumber CCBE-KJ adalah dari BE. No. 76-96, dan dari KJ. No. 247-260. Diharapkan dari games ini, kiranya PP-R semakin menghidupi nyanyian-nyanyian kita, yaitu lagu-lagu yang dinyanyikan Gereja kita setiap Minggunya, yaitu dari BE dan KJ. Tidak lagi merasa asing, tetapi hendaknya lagu-lagu dari BE dan KJ menjadi tuan rumah dalam hati kita sebagai salah satu media bersyukur kepada Tuhan.

Masuk ke games outdoor. Ada 5, antara lain: tarik tambang, memasukkan paku ke dalam botol, geser sarung, memindahkan karet pakai sedotan dan makan kerupuk. Semua perlombaan dipandu oleh Panitia Pesta. Semua peserta perlombaan tersebut nampak semangat sekali karena semua mau juara. Ada sorakan riang gembira ketika menang, sebaliknya, tampak raut wajah kekecewaan ketika kalah. Hal itu wajar. Tetapi menariknya, semuanya ada dalam satu frame, artinya kebersamaan dalam kepelbagaian berpadu padan. Tidak terasa waktu telah larut dimana semua games telah tuntas dipertandingkan. Semua peserta dan penonton setia dipandu kembali memasuki ruang Ibadah GKPI Unjur, untuk mendengarkan pengumuman Juara 1 sampai Harapan 1. Lagi-lagi kedengaran suara riuh rendah ketika nama Gerejanya dibacakan sebagai juara, yang diikuti tepuk tangan semua yang hadir. Acara ditutup dengan nyanyian pamungkas ‘Pekerja Kristus’ dimana semua yang hadir mengambil sikap berdiri. ‘Masih’ semangat, semua bertepuk tangan, semuanya badannya digerakkan, karena memang alunan musik pengiring begitu piawai didendangkan pande pargual pargonsi na malo. Akhirnya rangkaian pesta diakhiri dalam doa oleh Pendeta Resort. Sebagaimana statement yang ditegaskan pak Kadep, yang juga berulang kali kami sampaikan, bahwa rangkaian pesta yang kita alami bersama mengarah kepada satu hal, bahwa Hendak lah semuanya adalah sebagai pujian untuk kebesaran nama TUHAN. Salam kasih kepada semua sahabat pembaca SUARA GKPI. Salam sehat dari kami Majelis Jemaat dan Majelis GKPI Resort Ambarita, terutama dari semua Pemuda/Pemudi-Remaja GKPI se-Resort Ambarita – Samosir. Horas. Tuhan Memberkati!  

Pendeta dan Penatua foto bareng (fobar) bersama dengan seluruh

PP-R GKPI se-Resort Ambarita

Pendeta dan Penatua fobar dengan Panitia Pesta Kebangunan PP-R GKPI se-Resort Ambarita

Barisan Prosesi memasuki Rumah Ibadah GKPI Unjur dipimpin oleh

Kepala Departemen Pastorat GKPI: Pdt. Dr. Teddi Paul Sihombing

Perayaan sederhana Ulang Tahun GKPI ke-58 Tahun!

Dipimpin Pendeta & Penatua GKPI se-Resort Ambarita dan Panitia Pesta dipandu oleh Pnt. M. Tambunan

Suasana games Cerdas Cermat Alkitab, yang dipandu

oleh Pdt. Paian Halomoan Nababan, S.Th (Pendeta GKPI Jemaat Khusus Pangururan Kota)

Suasana games outdoor: Tarik Tambang

Suasana games outdoor: Memasukkan paku ke dalam botol

Penyerahan trofi dan hadiah Juara oleh Pnt. AJ. Sidabutar (Guru Jemaat GKPI Unjur), Sebagai mewakili Penatua GKPI se-Resort Ambarita


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *