Jumat – Minggu, 16-18 Juni 2023 Di Parbaba – Pangururan, Samosir.

Penulis : Pnt. Melki Rafian Tampubolon, SE, MKM

Foto Bersama Seluruh Peserta Pembinaan dan Pembicara Pdt. Dr. Teddy P Sihombing, MM, MTh.

1. Program dan Keberangkatan

Sebuah program yang tertunda tetapi tetap terlaksana dalam mewujudkan serta mencapai tujuan Renstra GKPI. Seluruh Penatua GKPI JK Teladan Helvetia mengadakan retreat dan pembinaan bagi Penatua dan Calon Penatua. Maka di tahun 2023 ini seksi kerohanian telah menetapkan pembinaan bagi para Penatua dan Calon Penatua untuk menambah wawasan, menjalin keakraban sesama pelayan, memahami tugas pelayanan dan memaknai pelananan klinik pastoral dalam kepenatuaan. Seharusnya jika ditilik dari program Pimpinan Sinode dalam renstra GKPI, harusnya kegiatan Pelayanan Pastoral dilaksanakan tahun 2022. Tetapi itu bukan sebuah penghalang untuk meningkatkan penatalayanan dan mencapai tujuan pelayanan, serta mendapat bimbingan, ilmu, serta mencerminkan pelayan Yesus Kristus. Adapun renstra GKPI dalam Road Map GKPI tahun 2022, ialah:

1. Pelatihan program konseling kepada Pendeta, Penatua, Diakones dan Evangelis

2. Menerapkan program-program pastoral yang sudah disiapkan jemaat masing-masing

3. Meningkatkan kapasitas para pendeta, penatua, evangelis, diakones dan majelis jemaat dalam pelayanan pastoral.

Rangkaian kegiatan retreat dan pembinaan Penatua dan Calon Penatua dimulai dari tanggal 16-18 Juni 2023 tepatnya di Parbaba – Pangururan, Kabupaten Samosir yang dipimpin oleh Pdt Agustina Br Tambunan, STh sebagai pendeta jemaat di GKPI JK Teladan Helvetia Medan. Keberangkatan rombongan penatua dan calon penatua dari Medan menuju Samosir via tele pukul 24.00 usai sermon, dan doa keberangkatan pun dipimpin oleh Pdt Agustina Br Tambunan STh. Tiba di Sibeabea pukul 07.00 Wib, maka rombongan peserta pembinaan melaksanakan ibadah singkat pagi Sabtu 17 juni 2023 yang dipimpin oleh Pdt A Br Tambunan. Usai ibadah singkat, maka seluruh peserta pembinaan sarapan pagi, dan dilanjutkan dengan menikmati ciptaan Tuhan disekitar wisata Sibeabea Samosir. Setelah melintasi destinasi Sibeabea, semua rombongan menuju penginapan Parbaba, hingga tiba disana untuk menimati makan siang di Home Stay Lasfayer.

2. Pembinaan Penatua dan Calon Penatua Oleh : Pdt Dr Teddy Paul Sihombing

Dalam rangkaian kegiatan pembinaan penatua, pukul 15.00 wib peserta dan Narasumber dari Kadep Pastorat GKPI yaitu Pdt Dr Teddy Paul Sihombing, MM, MTh dan moderator Pdt Agustina Br Tambunan STh memulai acara yang dinanti-nanti. Didalam pembinaan itu, Kadep Pastorat menjelaskan terlebih dahulu arti dan defenisi dari Penatua menurut alkitab. Dikatakan didalam Perjanjian Lama, Penatua menurut alkitab perjanjian lama ialah Zaken atau Zakenim = Janggut, yang berjanggut, lelaki tua. Tua-tua Israel (Kel. 24; Bil.11). Pdt Dr Teddy P Sihombing menjelaskan, karakteristik dari Lelaki tua yang dimaksud ialah: Keluarganya baik, dermawan, kejujuran dan moral/etis yang dikenal sangat baik, pengetahuan (praktik dalam keagamaan, adat, dan sejarah) dan terampil berpidato. Dengan catatan, tetapi tidak semua lelaki tua menjadi “tua-tua”. Sedangkan dalam perkembangan selanjutnya dalam Perjanjian Baru, penatua itu dikatakan dalam Bahasa Yunani, presbyteros: Lebih tua, Dewasa, Bijaksana, orang baik dan tidak tercela.

Gambar : Panitia Pembinaan dengan Pembicara (Kadep Pastorat) dan Moderator Pdt A Br Tambunan

3. Topik I : “PENATUA”

Kesamaan ‘Kualifikasi’ Penatua atau Tua-tua dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru:

  • Sesepuh dalam komunitas, atau anggota senior dari keluarga yang dihormati dan yang dapat mengatur rumah tangganya denga  baik (1 Tim 3:4-5) serta anak-anaknya menjadi bagian dari kominitas orang benarn(Titus 1:6)
  • Ramah, tidak mencari keuntungan dan tidak hamba uang (1 Tim 3:2-3; Titus 1:7)
  • Tanpa cela, suami dari satu istri, sederhana, bijaksana, bermartabat (1 Tim 3:2)
  • Pencinta kebaikan, kejujuran, kudus dan menguasai diri (Titus 1:8)
  • Berpegang teguh pada ajaran yang benar sehingga dapat memberi pengajaran yang benar (Titus 1:9)
  • Harus menjadi :Guru yang tepat” (1 Tim 3:2), Tidak boleh bertengkar/tidak suka ribut (1 Tim 3:3), Teladan di mata masyarakat (1 Tim 3:7), tidak pemarah atau kasar (Titus 1:7).

Kualifikasi atau syarat ini bukan agar dimaksud supaya kita merasa tidak layak atau menyerah, tetapi agar kita benar-benar memahami bagaimana seharusnya penatua itu harus bersikap lebih dewasa, rasional, berpikiran lebih matang karena sudah dituakan, bersikap sebagai pemimpin, dan dapat melayani lebih baik dan bukan dilayani. Jabatan Penatua adalah sebuah anugerah Tuhan kepada gereja yang diberikan atas dasar kemurahan hatiNya. Jabatan Penatua ‘Berdasar atas kebaikan atau prestasi dari mereka yang memangkunya’. Ibarat sebuah alat, mungkin kita merasa tidak memenuhi kualifikasi, tetapi jika Tuhan mau memakai kita sebagai alatNya, maka kita bisa menjadi alat yang berguna di tanganNya. Sintua, Penatua, Pengerja, atau Pelayan maupun sebutan lainnya ditengah-tengah gereja merupakan sebutan kepada orang-orang yang mau membaktikan dirinya secara sukarela. Jadi Penatua tidak boleh mencari uang di gereja, tetapi lebih kepada memberi, bukan harus materi, tetapi tenaga, pikiran, waktu, dll.

Konteks penatua GKPI, Penatua adalah jabatan tahbisan yang diberikan GKPI kepada warga jemaat yang bersedia mempersembahkan diri atas panggilan Tuhan sebagai pelayan GKPI (Almanak PRT Ps. 91:1). Penatua adalah orang yang bersedia menjadikan dirinya menjadi persembahan kepada Tuhan.

4. Topik II : PERSEMBAHAN

Kepala Departemen Pastorat, Pdt Dr Teddy menjelaskan, Persembahan dalam Perjanjian Lama adalah Minkah (hadiah atau pemberian), Syelem, ola (korban atau korban penghapusan dosa), khattah (korban penutup salah). Dalam Imamat 1:1-17 dikatakan, Persembahan itu tidak boleh cacat, tempatnya pun tidak boleh salah. Nah, artinya ini menujukkan bahwa: seorang penatua itu adalah mempersembahkan diri kepada Tuhan, dan Tuhan mengharapkan agar kita sebagai penatua yang tidak bercela atau cacat, agar menjadi persembahan/penatua yang diinginkan oleh Tuhan. Perjanjian baru dikatakan dalam Efesus 5:2 dan Ibrani 9:2,17 dikatakan: Telah dipersembahkan sekali untuk selamaNya. Sama halnya dalam penatua di GKPI, sekali untuk selamanya, bukan periodik. Hal yang paling utama dalam persembahan: korban bakaran habis terbakar, bukan bakaran yang tidak terbakar, setengah terbakar maupun setengah matang. Artinya penatua itu harus benar-benar mempersembahan seutuhnya, tidak setengah-tengah atau tanggung-tanggung. Ketika kita sudah mantap dan siap untuk mempersembahkan seutuhnya, maka siapkanlah untuk menerima berkat dan pentahbisan penatua.

5. Topik III : TANGGUNG JAWAB PENATUA

Penatua bertanggung jawab semua hal yang berkaitan dengan ibadah dan membantu pastoral jemaat. Pelayanan Kegembalaan (Sheperdly Care), seorang pelayan yang menjadi penatua bertanggung jawab atas pengasuh dan pertumbuhan jemaat, Pencari domba yang hilang (Mat 9:36; 10:6; 15:24). Penatua merupakan palayanan belas kasih (kepeduliaan) sebagai wujud belas kasih Kristus serta pelayanan Mesianik (Luk 4:18-19, lihat Yes 61:1-2). Pelayanan Keimanan (Priestly Care) adalah pelayanan rekonsiliasi atau pendamaian kepada individu  dan komunal/komuni (Mat 16:19; 18:15-20; 1 Korint 5:1-13; 2 Korint 2:5-11). Dewan Pengawas atau Pengurus (Board of Trustee’s) adalah tanggung jawab mengelola, merawat dan menjaga semua asset-aset gereja. Nah ini dapat dikatakan sebagai Badan Pengurus Jemaat (PHJ) dan juga kepala seksi lainnya yang berhubungan dengan pengawas harta benda gereja seperti PHB (Pengawas Harta Benda) serta Seksi Sarana Prasarana.

Uraian Tugas Penatua:

  1. Mereka adalah Pelayan dalam Gereja untuk memperhatikan keadaan anggota jemaat yang dipercayakan pada pelayanan mereka. Supaya mereka menegur saudara-saudara yang kelakuannya menyimpang dari ajaran Tuhan kita, atau memberitahukannya kepada BPH Jemaat dan Pendeta, supaya mereka turut berusaha memperbaikinya.
  2.  Membimbing warga jemaat, supaya rajin mengikuti setiap kebaktian. Dan kalau diantara mereka ada yang malas, supaya ditanya apa sebabnya.
  3. Membimbing anak-anak supaya rajin datang ke Sekolah Minggu.
  4. Mengunjungi orang-orang sakit, dan menolong mereka sesuai dengan kemampuan, tetapi yang terpenting ialah mengingatkan Firman Tuhan kepada mereka dan mendoakan mereka.
  5. Menghibur yang berdukacita karena kemalangan atau kesengsaraan, supaya mereka memperolah pengharapan yang hidup dalam Tuhan
  6. Membimbing orang-orang yang sesat dan penyembah berhala, supaya mereka mengaku kesalahannya dan bertobat; agar mereka turut memperoleh hidup yang kekal di sisi Tuhan.
  7. Membantu mempersiapkan segala keperluan pelayanan dalam peribadatan, persembahan dan berbagai usaha untuk kemuliaan Nama Tuhan.

Menutup sesi Pembinaan Penatua, Pdt Dr Teddy Paul Sihombing membuat 4 Rekomendasi dalam melaksanakan Tugas Pelayanan Penatua:

1. Dipercaya (Faithfulness), Penatua diberi anugerah Tuhan yang besar dalam penatalayanannya (ibadah maupun keuangan) maka kita dituntut dapat dipercaya (1 Kor 4:2; 2 Kor 5:10)

2. Penuh Kasih (Compassion), penatua adalah anugerah kasih Allah, maka pelayanan kita adalah saluran kasih kepada jemaat (menunjukkan kasih Allah)

3. Kehati-hatian (Prudence), rasa kasih harus dibarengi dengan kehati-hatian, bersikap lembut dan baik.

4. Tekun (Deligence), melaksanakan tugas dengan tekun (rajin), lihat 1 Taw 31:21; 1 Kor 15:58.

Setelah selesai pemaparan Pembinaan dari Kadep Pastorat GKPI Pdt Dr Teddy Paul Sihombing MM MTh, maka dilanjut dengan sesi tanya jawab yang dibuka dengan 3 orang bertanya dalam 3 sesi tanya jawab. Pembinaan ini pun berjalan dengan alot dan peserta sangat antusias dalam mendengarkan pemaparan dari pembicara, dan acara ini pun sangat bermanfaat dalam menambah ilmu serta wawasan dalam memaknai pelayanan klinik pastoral kepenatuaan didalam gereja. Peserta pun lebih memahami tentang kualifikasi, definisi, sikap moralitas serta tujuan seorang penatua.

6. Menjalin Kekariban di Dalam Keluarga Parhalado (Penatua)

Selesai acara pemaparan pembinaan penatua dari Bapak Pdt Dr Teddy P Sihombing, maka seluruh peserta pembinaan pun bersiap untuk menyambut acara malam. Usai makan malam, ibadah singkat didahului sebelum acara bebas yang dipimpin oleh Pdt A Br Tambunan, kemudian seluruh keluarga penatua pun membuat acara bebas di malam Minggu, dengan bernyanyi bersama, ada yang nyanyi trio, duet bahkan nyanyi solo yang di iringi oleh loudspeaker aktif yang disediakan oleh pemilik homestay Lasfayer, dan bahkan tortor joged Bersama dengan di iringi lagu batak dan juga lagu Rohani. Pada kesempatan acara ini menunjukkan bahwa, keluarga parhalado GKPI JK Teladan Helvetia lebih akrab, lebih karib, kompak serta rasa memiliki didalam keluarga penatalayanan Tuhan di Gereja. Sampai pukul 23.00 wib, seluruh peserta pembinaan pun istirahat malam sampai dengan pukul 05.00 wib. Dan disubuh hari pukul 05.00 wib, panitia memulai kegiatan berupa Senam Pagi Indonesia jadul tahun 70-80an yang dipandu oleh Pnt. Ratnawati Br Hutabarat SPd untuk mengingat masa SD yang diterapkan di sekolah. Semua pun pada semangat dan bergembira mengikutinya, apalagi mengingat kala senam itu dilaksanakan Ketika SD tahun 1970-1980an. Usai senam pagi, maka peserta menikmati keindahan ciptaan Tuhan ke danau toba dan sekaligus mandi untuk menyambut ibadah minggu.

7. Ibadah Minggu dan Game

Tibalah saatnya acara ibadah minggu yang di layani oleh Pdt Agustina Br Tambunan STh, liturgis oleh Pnt Dediek H Siagian SP dan doa syafat oleh Pnt Nasir Simanungkalit. Didalam khotbahnya yang diambil dari nats Keluaran 19:1-8 dengan Thema ibadah “Setia Melakukan Firman Tuhan”, pdt A br Tambunan menyampaikan agar kiranya dengan pembinaan ini, seluruh penatua dan keluarga penatua (suami/istri dan anak) setia kepada Allah untuk melakukan firmanNya, bukan hanya mendengar, bukan hanya mengkhotbahkan, tetapi juga menjalankannya. Karena, dengan menjadikan kita sebagai pelayan Tuhan di gerejaNya, maka kita mempunyai ikatan yang erat dengan Allah. Dengan mengikrarkan kita sebagai pelayan Tuhan, maka kita mengikat janji akan bekerja pada Tuhan, karena janji kita adalah merupakan gagasan Allah kepada kita untuk menjadikan kita alatNya sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk memberitakan firmanNya. Dengan kita dijadikan alatNya, maka kita merupakan harta karun Allah yang disayangiNya dan yang berharga di mata Allah. Dan inilah Pdt A Br Tambunan menuntut didalam khotbahnya agar semua penatua tetap menjaga kualitas kesetiaan dalam pelayanannya, setia dalam firman Tuhan, tidak mudah goyah apalagi berhenti ditengah jalan dalam pelayanan sebagai hamba Tuhan (Penatua) sekalipun banyak tantangan dalam perjalanan penatalayan kita.

Gambar : Poto Bersama Keluarga Parhalado GKPI JK Teladan Helvetia

Usai ibadah minggu, acara selanjutnya dilaksanakan berupa game yang dipimpin oleh Pnt Ratnawati Br Hutagalung SPd. Ada beberapa game yang dilaksanakan penuh dengan ceria, canda, tawa dan sukacita yang luar biasa. Disana tampak sebuah kekompakan yang jarang terlihat didalam kebersamaan sesama pelayan penatua dalam satu gereja. Dan inilah yang diharapkan usai pembinaan yang telah dilaksanakan ini, menjadi mempererat hubungan kekeluargaan sesama keluarga parhalado. Setelah game keluarga dilaksanakan, maka diberikan pembagian hadiah bagi kelurga parhalado yang memenangkan pertandingan game yang dilaksakan. Kemudian makan siang, dan pulang Kembali ke medan.

Peserta Retreat dan Pembinaan penatua dan Calon Penatua GKPI JK Teladan Helvetia Medan:

Pembicara               : Pdt. Dr. Teddy Paul Sihombing, MM, MTh

Moderator               : Pdt. Agustina Br Tambunan, STh

Ketua Panitia           : Pnt. Dediek Hermanto Siagian, SP

Sekretaris               : Pnt. Melki Rafian Tampubolon, SE, MKM

Bendahara               : Pnt. Ratnawati Br Hutagalung, SPd

Anggota Peserta

  1. Pnt. Nasir Simanungkalit
  2. Pnt. Tanjung Manalu, SPd
  3. Pnt. Ronasib Br Pakpahan
  4. Pnt. Rudi Leo P Sihotang, SH, MH
  5. Pnt. Hendri MP Situmeang
  6. Pnt. Voster Saladin Nainggolan
  7. Pnt. Parlindungan Situmeang
  8. CPnt. Lenny Marlina Br Silaban, S.Sos
  9. CPnt. Node Dompak Ranto Situmeang
  10. Pnt (Em) Drs. Djongken Simamora, MPd
  11. Ferdinan Siagian, SE, SH (Bendahara Jemaat)
  12. Torongan Br Sitorus
  13. Mangisi Br Silitong, SPdK
  14. Boas Nainggolan
  15. Romeo M Hutabarat
  16. Dra. Nurdewina Br Situmorang
  17. Hanna Br Sinambela
  18. Tiurma Br Sinurat, SPd
  19. Ernawaty Br Siregar
  20. Theresia Br Nasution, SE
  21. Urupi Mariany Br Pasaribu
  22. Ernita Br Ginting
  23. Deviyanti Br Sipahutar, AMd
  24. Amelya Br Panjaitan
Categories: Berita

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *