EVANGELIUM: (MARKUS 13 : 1-8)

THEMA: WASPADALAH, JANGAN SESAT

  • Pendahuluan

Kekristenan dan gereja saat ini sedang menghadapi ajaran-ajaran yang sepertinya asli padahal palsu (aspal). Ibarat sekarang ini banyak barang palsu seperti beras plastik, tas KW (tidak original, palsu), kelihatan dari luar asli tapi didalamnya palsu atau sebaliknya dari luar asli dan didalamnya palsu. Sehingga akhirnya menyimpang dari kebenaran akan pengajaran kekristenan. Oleh sebab itu, sebagai murid dan pengikut serta yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus harus selalu waspada, sehingga tidak terjebak dan menyimpang dari kebenaran firman Allah yang sumbernya adalah Alkitab. Iblis dan para pengikutnya akan menyusun siasat guna menjerat dan menjerumuskan orang-orang percaya yang tidak waspada agar menjauh kepada Tuhan dan tersesat.

  • Penjelasan  Nats

Nubuatan Yesus yang terdapat dalam kitab Markus adalah pengalihan yang lebih baik daripada nubuatan yang dicatat dalam Matius, dan juga kitab Markus merupakan kitab tertua dan menjadi salah satu sumber dalam penulisan kitab Matius dan Lukas. Baik kata-kata Yesus dan Wahyu Yahudi hanya meramalkan gejolak yang mendahului zaman Mesias dan sudah dekat dan juga pembebasan orang-orang pilihan. Ini semua dicapai dengan penghancuran Yerusalem dan kebangkitan dan kedatangan Yesus ke dalam Gereja. Ajaran Yesus yang disampaikan di Bukit Zaitun penuh dengan peringatan bahwa menjelang akhir zaman para pengikut-Nya harus selalu waspada terhadap bahaya penipuan agama. Yesus menasihati, “waspadalah” (Mrk. 13:5 ), “Tetapi kamu, waspadalah!”. Peringatan ini menunjukkan bahwa di akhir zaman akan ada banyak ajaran yang alkitabiah dan tidak alkitabiah membalikkan arti dan makna firman Tuhan dari kebenaran sehingga menyesatkan. Dalam pasal ini diceritakan tentang intisari khotbah yang memuat nubuatan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, yang mengacu pada kehancuran Yerusalem dan akhir dari segala sesuatu. Khotbah kenabian ini adalah salah satu khotbah terakhir-Nya. Hal-hal yang mendasari nubuatan Kristus ialah Murid-muridnya mengagumi pembangunan Bait Suci (ay. 1-2 ), dan mereka bertanya tentang waktu keruntuhannya (ay. 3-6 ).  Betapa rendahnya Kristus menghargai hal-hal yang tampak hanya megah di luar, karena tidak ada kemurnian sejati di dalamnya. Kemegahan penataan bangunan tidak akan membuatnya aman, apalagi menggerakkan rasa belas kasihan Tuhan Yesus kepadanya. Dia melihat dengan kasihan kehancuran jiwa-jiwa yang berharga, dan menangisi mereka, karena mereka sangat berarti bagi-Nya. Kita belum pernah melihat Dia memandang dengan kasihan pada reruntuhan bangunan yang megah, ketika Dia diusir darinya karena dosa, karena bagi-Nya bangunan itu tidak berharga. Hampir tanpa rasa khawatir Dia berkata, “Tidak ada satu batu pun yang akan tertinggal di atas batu yang lain!” Tuhan Yesus, dalam menjawab pertanyaan mereka, memutuskan untuk tidak memuaskan rasa ingin tahu mereka, tetapi terlebih dahulu mengarahkan hati nurani mereka. Selanjutnya pada ayat 7-8 merupakan tulisan yang disajikan atas dasar hubungan sebab-akibat. Bagian ini memberikan suatu nasihat kepada para murid agar tidak gelisah dengan segala peristiwa yang akan terjadi seperti peperangan antarbangsa dan negara hingga kejadian bencana alam. Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa itu belumlah kesudahan dari semuanya. Hal ini merupakan suatu pemberitaan nubuatan yang lazim terjadi hingga kini, yang mana orang kerap kali menganggapnya sebagai suatu malapetaka atau bahkan akhir zaman. Kekhawatiran yang berlebihan itu ditegaskan Yesus kepada para murid agar mereka jangan gelisah karena peristiwa itu harus terjadi, namun itu belumlah akhir dari semuanya.  Tentulah kita akan berpikir sejak awal, apa hubungan keruntuhan Bait Allah dengan waspada terhadap ajaran sesat ? Ketika para murid bertanya tentang waktu dan tanda akan hal itu, maka Yesus juga mengaitkannya bahwa pada waktu kedatangan-Nya (parousia) akan banyak orang yang menyamar dan mengaku-ngaku sebagai Yesus Kristus. Kedatangan-Nya dianalogikan dengan runtuh-Nya Bait Allah. Ini dapat kita pahami bahwa waktu dan tanda keruntuhan itu dimulai dengan peringatan waspada terhadap ajaran sesat dan permulaan pemberitaan  menjelang zaman baru, agar para murid tidak gelisah menghadapi semua yang terjadi seperti dinubuatkan Yesus.

  • Renungan

Sebagai orang percaya kita tidak perlu terkejut atau takut karena Alkitab sudah lebih dulu menyatakan bahwa di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya akan ada banyak ajaran-ajaran sesat  (bnd. Matius 7: 15-16;  Yud. 1:18) Jadi Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi kelak, karena Dia adalah Mahatahu. Pertanyaannya: bagaimana supaya kita tetap kuat mengiring Tuhan dan tidak dapat disesatkan oleh mereka? Ingat! Setiap manusia diciptakan dengan kehendak bebas. Kita punya hak memilih sebagaimana bangsa Israel di perhadapkan dengan pilihan: memilih beribadah kepada Tuhan atau allah lain dan latihlah dirimu beribadah ( bnd.  Yos 24:15; I Tim. 4:1-16). Kita harus meningkatkan ibadah kita dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah yang ada, supaya ‘telinga rohani’ kita semakin peka dengan ajaran-ajaran yang sehat. Semakin banyak kita belajar dan merenungkan firman Tuhan, panca indera kita pun akan semakin terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. Jangan kuatir; Roh Kudus akan menolong, membimbing dan mengurapi kita dengan kuasa-Nya, sehingga kita punya keberanian untuk menolak setiap ajaran yang tidak sesuai dengan Injil Kristus!

Oleh: Pdt. Daud Simamora

Categories: Bahan Khotbah

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *