Minggu Rogate, 05 Mei 2024

EVANGELIUM:Matius 7: 1-11

  1. Pendahuluan

       Matius Pasal 7 pada Perjanjian Baru dalam Alkitab dipercayai ditulis berdasarkan kesaksian rasul Matius, salah satu dari dua belas murid Yesus, Pasal ini dibagi menjadi 29 ayat.  Matius pasal 5 sampai pasal 7 merupakan suatu khotbah panjang yang diberikan Yesus di atas bukit Galilea, sehingga bagian ini dikenal dengan sebutan “ Khotbah di bukit”. Dalam  Matius 7 : 1-11 ini juga memiliki tiga perikop yaitu: hal menghakimi, hal yang kudus dan berharga dan hal pengabulan doa.  Tetapi seperti dalam tema khotbah ini “setiap orang yang meminta akan menerima” dan mengarahkan kita untuk berfokus dalam ayat 7-11. Siapa yang meminta akan menerima. Siapa yang mencari akan mendapatkan. Siapa yang mengetuk akan mendapati pintu terbuka baginya. Sulit untuk menyangkali keindahan dan kekuatan dari teks ini. Salah satu hal yang sederhana tetapi sering dilupakan oleh banyak orang. Tiga kata kerja  muncul ayat 7 (mintalah, carilah, ketuklah). Pengulangan ini sebagai penekanan. Ini merupakan perintah yang sangat penting.  Oleh karena itu perikop ini mengajak seluruh umat, perintah untuk berdoa.

         Doa salah satu aspek penting bagi kehidupan orang Kristen terlebih kehidupan orang beriman, karena iman Kristen adalah Doa. Doa bukan hanya sekedar menutup mata dan melipat tangan, tetapi doa merupakan bentuk percakapan yang diungkapkan kepada Tuhan ketika kita merasakan rasa syukur, pujian, atas penyertaan Tuhan Allah lewat tuntunan Roh Kudus dalam setiap aspek perjalanan kehidupan orang Kristen, serta ketika dalam keadaan  yang penuh dengan pergumulan.  Karena doa merupakan napas bagi setiap orang yang percaya.

  1. Penjelasan Nats

              Dalam Injil Matius 7:1-11 ini merupakan bagian dari Khotbah Yesus di Bukit. Dalam nats ini juga terbagi tiga perikop  sebagai berikut:  

  1. Jangan menghakimi  (Matius 7:1-5)

          Perintah Yesus untuk jangan menghakimi menjadi hal yang menarik kita renungkan. Sikap “ menghakimi” yang dimaksud dalam bagian ini bukan berarti kita tidak boleh menegur kesalahan orang lain, mengkritik orang lain. Menghakimi atau mencari kesa;ahan tidak sama dengan menegur. Menegur dilakukan dengan tujuan memperbaiki. Namun menghakimi hanya bertujuan untuk menjatuhkan orang lain. Jangan menghakimi juga bukan artinya kita tidak peduli dengan kesalahan orang lain. Yesus tidak melarang kita untuk mengkritik kesalahan orang lain. Jika kita melihat dalam Alkitab, Yesus seringkali mengkritik orang farisi. Yang diajarkan oleh Yesus sebenarnya untuk tidak mencari kesalahan orang lain. Dahuluhkan untuk melihat kepada diri kita sendiri dan sadarilah siapa kita dihadapan Tuhan.  Adakalanya seseorang memiliki maksud tersembunyi ketika ia mencari-cari kesalahan orang lain. Sering orang cenderung menjadi tidak jujur ketika ia menghakimi orang lain. Ia terlalu kritis terhadap kelemahan kecil dalam setiap kehidupan disekelilingnya. Dalam hal ini Yesus menasihtkan “hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu” (ayat 5).  Hanya Allah yang memiliki wewenang untuk melakukan penghakiman. hanya Allah yang berhak menghakimi, karena Ia Allah yang Maha Kuasa, satu-satunya Hakim yang jujur dan benar dalam penghakiman-Nya (Wahyu 16:7). Penghakiman bukan hak kita; janganlah tempatkan diri kita di tempat yang tidak seharusnya. Jika kita mengambil tempat Allah sebagai Hakim maka Allah akan menuntut pertanggungjawban dari diri kita, dengan standar yang kita pakai “karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan  ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu”.  (ayat 2). Padahal, bukankah kita yang sesungguhnya penuh dengan dosa (ayat 3). Janganlah menghakimi orang lain dengan ukuran kita sendiri. Kalaupun kita melihat kesalahan orang lain adalah lebih baik bila kita bergumul dan mendoakanya dari pada menghakiminya.

  • Yang Kudus dan Berharga  (Matius 7:6)          

          Yesus memberi tahu agar semua pengajaran yang Dia sampaikan tidak diberitakan kepada orang-orang yang tidak menghormati firman-Nya. Karena mereka menolak, menyia-nyiakan, bahkan mungkin melecehkan firman-Nya dengan membantah dan menyerang-Nya. Karena Firman-Nya yang Kudus dan Berharga.  

  •  Hal Pengabulan doa (Matius 7: 7-11)

          Matius 7: 7-11 adalah bagian dari Khotbah Yesus di bukit yang membahas  ajaran tentang doa. Dalam ayat 7-8, Yesus mengatakan “Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapatkan, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Sebab setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan untuk setiap orang yang mengeto pintu akan dibukakan. Ayat-ayat ini menyiratkan bahwa jika kita meminta, mencari dan mengetuk dengan tekun dan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengabulkan doa kita.  Dalam hal pengabulan doa, ada yang perlu diperhatikan.

Pertama, doa kita harus sesuai dengan kehendak Allah. Jika kita memohon sesuatu kepada-Nya sesuai dengan kehendak-Nya, maka Ia akan mendengarkan kita. Kita tidak bisa meminta sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah atau yang tidak baik untuk kita atau orang lain. (Bnd. 1 Yohanes 5:14).

Kedua, kita harus memohon dengan iman yang kuat seperti tertulis dalam Yakobus 1:6 “Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama seali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin” Kita harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah akan mengabulkan doa kita.

Ketiga, kita harus hidup dalam ketaatan terhadap Allah dan berusaha untuk memenuhi kehendak-Nya. Jika kita hiduo dalam ketaatan terhadap Allah dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya, maka Allah akan lebih cenderung untuk mengabulkan doa kita. “Dan apa saja yang kita minta, kita meperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya”. (1 Yohanes 3:22).

  1. Renungan

       Dari nats firman Tuhan ini sesuai dengan tema yang mengatakan “Setiap Orang yang meminta akan menerima”.  Maka dapat di simpulkan bahwa nats ini mengajarkan agar kita meminta, mencari, dan mengetuk dan bahwa Allah akan memberikan kepada kita, menjawab kita dan membukakan pintu bagi kita. Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Kita harus percaya sepenuhnya bahwa Allah akan mengabulkan doa kita, meskipun jawaban-Nya mungkin tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi Bapa yang di sorga Ia akan memberikan yang terbaik bagi kita. Amin

Pdt.  Novita Martaulina Siregar, S.Th

Pendeta GKPI Resort Janji Angkola

Wilayah VI ( Silindung-pahae-Tapteng-Tapsel)

Categories: Bahan Khotbah

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *