Minggu Exaudi, 12 Mei 2024

Evangelium : Mazmur 1 : 1-6

Pengantar

Minggu ini kita memasuki minggu Exaudi yang artinya dengarlah Tuhan, seruan yang kusampaikan (Mzm. 27:7). Dalam Minggu ini tema yang akan kita renungkan adalah “Kebahagiaan Orang Benar”. Banyak orang menginginkan hidupnya sebagai orang benar. Namun menjadi orang benar yang senantiasa benar-benar hidup dalam kebenaran tidaklah semudah mengatakannya. Orang benar bukan hanya berbuat baik saja, tetapi ia harus melakukan kebenaran dengan segala resikonya. Ada dua arti sederhana dari orang benar, yaitu orang yang hidupnya melakukan hal-hal benar dan orang yang kehidupannya dianggap benar atau dibenarkan. Itu artinya, ada dua cara untuk menjadi orang benar, yang pertama adalah dengan melakukan hal-hal yang benar, dan yang kedua adalah dengan dibenarkan. Dalam hal ini. Orang benar diliputi keadaan yang berbahagia, yang berarti kesenangan dan ketentraman hidup (lahir batin) serta keberuntungan dan kemujuran. Tentu ada banyak sekali alasan yang bisa membuat seseorang berbahagia, setiap orang memiliki ukuran kebahagiannya sendiri. Bagaimana kebahagiaan orang benar yang dimaksudkan dalam nats ini ?

Penjelasan Nats

Pemazmur memberikan dua gambaran tentang kunci kebahagiaan yang sejati. Yang pertama adalah tentang jalan yang ditempuh dan yang kedua adalah hubungan dengan jalan yang ditempuh tersebut. ukuran kebahagiaan yang sejati terletak pada jalan yang ditempuh oleh setiap orang dan bukan pada apa yang dia miliki. Dikatakan bahwa orang yang bebahagia adalah mereka yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang merenungkan taurat itu siang dan malam (ay.1-2). Dengan kata lain, apa pun yang dia miliki, sebanyak apa pun keturunannya, dan setinggi apa pun jabatannya, yang dapat memberikan kebahagiaan baginya hanya apabila dia hidup menurut kehendak Tuhan. Contoh yang bisa kita lihat di dalam kehidupan ini, ada banyak orang yang memiliki harta berlimpah, fasilitas yang mewah dan memadai, memiliki pasangan yang cantik/ganteng, namun tidak menikmati kebahagiaan yang sejati. Sebaliknya, banyak orang yang hidupnya sederhana tetapi menikmati kehidupan dalam damai dan rasa bahagia sebab kunci kebahagiaannya adalah hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, tidak ikut-ikutan dalam gaya hidup duniawi yang tidak benar.

Pemazmur menyebutkan gambaran yang kedua yang dianalogikan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Hal ini menunjukkan bahwa pohon itu tidak akan mengalami kekeringan, layu daun nya karena kekurangan air karena berada di tepi aliran air. Bahkan yang akan menghasilkan buah pada musimnya, yang menunjukkan bahwa keadaan pohon itu subur dan bertumbuh. Segala sesuatu yang dilakukan akan berhasil karena diberkati oleh Tuhan.

Hal ini berbeda dengan orang-orang fasik. Hidup orang fasik seperti sekam yang ditiupkan angin, tidak akan tahan dalam penghakiman, bahkan tidak bertahan dalam perkumpulan orang benar (ay.4-5). Hidup orang fasik kelihatan hebat, kelihatan baik-baik saja, tetapi sesungguhnya tidak kokoh, dengan mudah dapat tertiup angin. Hidup orang fasik kelihatan kuat di permukaan tetapi sesungguhnya keropos di dalamnya. Ini juga menjadi pembelajaran bagi kita, untuk tidak tertarik dengan kehidupan orang fasik yang sepertinya enak itu, sebab sesungguhnya hidup mereka tidak berarti, mereka hidup dalam kebahagiaan yang semu.

Kita orang percaya, yang sudah dibenarkan di dalam Yesus Kristus melalui penebusan yang dilakukanNya di kayu salib terhadap dosa-dosa kita, tentu saja kita merindukan kebahagiaan yang sejati. Harta, jabatan, keturunan tidak dapat memberikan kebahagiaan yang sejati bagi kita. Namun kita harus menyadari bahwa kunci kebahagiaan terletak pada jalan hidup yang kita tempuh yaitu jalan orang benar yang berjalan di jalan Tuhan, bukan di jalan orang fasik. Percayalah, dengan berjalan di jalan Tuhan dan tidak berkompromi dengan kefasikan, kita akan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya.   

Penutup

Semua orang tentu menginginkan kebahagiaan di dalam hidupnya. Namun ada banyak sekali kebahagiaan yang hanya bersifat semu, serta hanya terlihat bahagia dari luarnya saja,tetapi tidak dengan hati/batin. Pemazmur melalui nas ini menerangkan bagaimana sesungguhnya kebahagiaan itu dan apa yang membuat orang benar berbahagia. Hidup menjadi pribadi yang benar, yang melakukan Firman Tuhan dan yang berjalan di jalan Tuhan bukanlah sesuatu hal yang mudah. Melalui minggu Exaudi ini, kita diingatkan untuk senantiasa berseru kepada Tuhan agar dikuatkan melakukan dan menjalani kehidupan sebagai orang yang benar. Sehingga kita boleh merasakan kebahagiaan yang sejati, kebahagiaan hidup di dalam Tuhan yang tidak merasakan kekeringan, kegersangan rohani, selalu diberkati Tuhan melalui pekerjaan yang kita lakukan. Oleh karena itu, meskipun hidup menjadi orang benar seturut dengan firman Tuhan itu tidak mudah karena banyaknya cobaan, masalah, pergumulan yang akan dihadapi silih berganti, ingatlah bahwa kita akan merasakan kebahagiaan di dalam Tuhan. ”Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan” (ay.6).

Vik. Dina Laura Sirait,  S.Th

GKPI TINJOWAN RESORT BATUBARA

WIL.V (ASAHAN LABUHAN BATU)

Categories: Bahan Khotbah

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *