Minggu QUASIMODOGENITI, 07 April 2024

EVANGELIUM1 Yohanes 1:1-2:2

       Pengantar

Ketika seorang bayi lahir ke dunia ini, maka banyak keluarga yang menyambutnya dengan kebahagiaan, keceriaan dan keharuan yang luar biasa. Keluarga bayi ini juga akan memberikan berbagai macam perlindungan kepada si bayi agar bayi ini tidak sakit, tidak lapar, dan lain sebagainya. Tak heran juga, bahkan seorang ayah yang memiliki tampang seram akan mengubah wajahnya menjadi wajah yang ramah untuk menyambut bayi nya yang baru lahir tersebut.

Minggu ini kita memasuki minggu Quasimodogeniti yang memiliki arti “Seperti Bayi Yang Baru Lahir”. Istilah ini diambil dari 1 Perus 2:2 “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya oleh kamu bertumbuh  dan beroleh keselamatan” dihubungkan dengan tema Kita Hidup Di Dalam Terang. Bayi yang baru lahir  masih belum mampu memakan makanan selain air susu ibu (ASI). ASI merupakan makanan utama dan satu-satunya bagi bayi yang baru lahir. Hanya air susu ibu sebaai makanan ekslusive baginya dan ASI ini sangat penting bagi pertumbuhan kesehatan bayi. Sama halnya dengan bayi, sebagai seorang yang mau hidup dalam terang, maka sudah hal yang pasti kita harus menjadikan Firman Tuhan sebagai ASI kita (sebagai dasar kehidupan dan kekuatan hidup kita).

Penjelasan Teks

Kesaksian Rasul Tentang Firman Hidup (Ayat 1-4)

Surat pertama Yohanes, seperti Injil, mulai dengan sebuah prolog. Seluruh tekanan teletak pada kenyataan historis mengenai apa yang telah dialami oleh pengarang dan teman-teman Kristennya. Pengalaman itu adalah Firman Kehidupan (ay. 1), pesan yang telah di dengar dan diwartakan. Namun firman ini telah berinkarnasi dalam seorang Manusia, Anak, Yesus Kristus (ay. 3). Bagian ini menjelaskan bahwa Krsitus telah ada bersama-sama dengan Bapa dan ayat ini menekankan kekekalan Kristus. Firman adalah sebuah nama yang bukan hanya sebatas ide tentang penyataan. Hidup yang telah dimanifestasikan oleh Yesus adalah hidup kekal sebab Kritus ada bersama-sama dengan Bapa. Inkarnasi merupakan dasar dari persekutuan. Persekutuan merupakan tujuan Yohanes dalam menuliskan surat ini kepada para pembacanya. Pesekutuan adalah dasar dari sukacita. Sukacita pembaca tergantung pada persekutuan dan demikian pula dengan sang Rasul.

Allah adalah Terang (Ayat 5-10)

Allah adalah terang (ay. 5), hal ini bukanlah suatu pernyataan yang aneh. Karena dalam Injil, terletak tekanan bahwa Yesus adalah terang dunia (Yoh. 8:12; 9:5). Jika kita katakan kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta (ay. 6) karena kebenaran tidak hanya tentang apa yang diucapkan , melainkan kebenaran juga harus dilakukan dengan tindakan. Allah adalah terang, dan agar kita bisa hidup di dalam teang, maka  kita harus berjalan bersama dengan Allah. Syarat dalam berdirinya suatu persekutuan ialah bahwa persekutuan itu harus memberikan ruang bagi terang itu untuk mengungkapkan kebenaran dan kesalahan. Orang Kristen tidak pernah menjadi teang sebelum tubuhnya beubah, tetapi orang Kristen harus hidup sebagai jawaban atas terang selama hidup di dunia ini. Jika hal ini telah dilakukan maka ada dua hal yang akan dihasilkan, yaitu persekutuan dan pembersihan. Persekutuan dengan teman seiman dan pembersihan yang didapat orang Kristen melalui kehidupan yang bejalan dalam terang.

Darah Yesus adalah dasar penyucian diri kita dari dosa (ay. 7), maka jika kita katakan kita tidak berdosa kita hanyalah menipu diri kita sendiri (ay. 8). Langkah pertama untuk hidup di dalam terang Allah ialah penyangkalan tehadap diri sendiri dan mengakui keberdosaan kita dihadapan Allah dengan penuh penyesalan yang mendalam. Persekutuan dalam terang hanya akan terjadi ketika kita menyadari keberdosaan kita. Kehidupan Kristen yang berkemenangan ialah kehidupan yang tidak ada dosa yang tidak diakui, kehidupan Kristen yang bekemenangan ialah kehidupan yang di dalamnya terdapat pengakuan dosa yang sungguh-sungguh mencakup tindakan meninggalkan dosa itu sehingga menghasilkan pertumbuhan rohani.

Kristus Pengantara Kita (Ayat 1-2)

Keistimewaan yang kedua ialah gambaran bahwa Yesus adalah kurban doa (2:2), yang darahNya efektif membersihkan dosa, bukan hanya dosa kita saja tetapi untuk seluruh dunia. Anak-anak (2:1) memiliki arti pengikut Kristus, memiliki kesamaan derajat yang memiliki tangggungjawab khusus untuk menyapa orang-orang Kristen yang Ia harapkan benar mendengarkan nasihat dan bimbinganNya.

Istilah anak-anakku yang dipakai dalam 2:1 ini menunjukkan adanya hubungan kasih sayang, bukan menunjuk kepada usia. Supaya jangan berbuat dosa, tidak terus-menerus tinggal di dalam dosa, tetapi supaya kita sama sekali tidak berbuat dosa. Walaupun manusia tidak bisa sempurna untuk meninggalkan dosa, tetapi kita memiliki Kristus sebagai pengantara kita kepada Bapa. Yesus sebagai pendamai untuk segala dosa kita, bukan hanya dosa kita saha tetapi juga dosa seluruh dunia (ay.2). Tidak ada batas untuk pelunasan yang adalah Kristus sendiri dalam hubungan dengan dosa dunia (kosmos) Yoh. 3:16 yang berarti umat manusia.

Penutup

Nas firman Tuhan ini mengajak kita senantiasa untuk hidup di dalam terang. Melalui persekutuan yang kita jalankan seiap harinya, hendaknya kita menjadi pembawa terang di tengah-tengah kehidupan kita. Baaimana agar kita bisa menjadi pembawa terang dalam keluarga dan lingkungan kita:

  • Bentuklah persekutuan yang di dalamnya dapat saling membangun kerohanian satu dengan yang lain, yang di dalamnya bisa saling memberikan kesaksian tentang Firman Hidup.
  • Imani bahwa sebagai anak Allah, maka kita harus senantiasa hidup di dalam terang. Karena Allah adalah terang (Yoh. 8:12), dan kita harus meninggalkan kegelapan dalam hidup kita, mengakui segala keberdosaan kita, dan meninggalkan kehidupan yang penuh dosa untuk hidup dalam terang Allah.
  • Sebagai orang-orang yang telah diperdamaikan oleh Yesus, maka kita memiliki tanggung jawab sebagai seorang percya. Yaitu menyapa orang-orang yang belum percaya kepada Allah, membawa kabar baik pada setiap orang (Luk. 4:18).

Tema GKPI di tahun 2024 ini ialah Menuju Gereja Yang Ceria dan Ramah. Dihubungkan dengan tema minggu ini, yaitu Kita Hidup di Dalam Terang. Maka sebagai seorang Kristen yang telah di tebus dan diperdamaikan oleh Kristus, jangan padamkan kabar baik keselamatan itu hanya untuk diri kita sendiri. Tetapi, jalankanlah tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang yang percaya yaitu menjadi terang di tengah-tengah kehidupan kita dengan membawa keceriaan bagi sesama dan ramah terhadap sesama kita di manapun kita berada.

Oleh: Vik. Mei Sabatini, S.Th

Vikar GKPI Ress. Saitnihuta

Categories: Bahan Khotbah

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *