Canangkan Program Peduli Sampah

Photo suasana Seminar Pencanangan Peduli Sampah di GKPI Jemaat Sei Agul Medan

Pada hari Minggu, 25 Februari 2023

GKPI terpanggil untuk berkontribusi menciptakan lingkungan hidup yang baik. Di era industrialisasi ini, isu lingkungan menjadi isu global. Kerusakan lingkungan akan menjadi bencana bagi kehidupan umat manusia. Salah satu yang menyebabkan kerusakan lingkungan adalah masalah sampah. Sampah dihasilkan oleh masyarakat setiap hari. Aktivitas dapur setiap hari menyumbang limbah yang signifikan. Sampah dapur bisa berupa sisa-sisa makanan dan sayuran, kemasan plastik, sisa minyak goreng dan lain-lain. Sampah lain yang setiap harinya ada misalnya barang bekas, besi/logam yang tidak terpakai dan sebagainya. Sampah yang muncul setiap hari jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi masalah di lingkungan tempat tinggal. Efek buruk yang diakibatkannya sangat kompleks, antara lain menyebabkan pencemaran lingkungan, menurunkan nilai estetika lingkungan dan menimbulkan ketidaknyamanan.

Photo Kepala Departemen Diakonat Pdt. Parsaoran Sinaga, M.Th bersama dengan Pembicara Ir. Tommy Sinurat Kepala Bidang Ekologi menyampaikan materi pada Seminar Pencanangan Peduli Sampah melalui Program Pilah Sampah dari Rumah

Pada akhir tahun 2019, KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) pernah menyatakan bahwa kota Medan menjadi kota terkotor di Indonesia. Dan setelah hamper dua atau tiga tahun berlalu, keadaan kota Medan sebagai kota kotor memang mengalami perubahan, meskipun tidak significant seperti yang diharapkan. Padahal, pemerintah daerah Kota Medan melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah telah memberikan arahan dan aturan pengelolaan sampah. Bahkan dalam pasal 35 aturan tersebut dikatakan bahwa mereka yang membuang sampah sembarangan dapat dihukum paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp.10.000.000,- Namun pada kenyataannya, peraturan tersebut tidak efektif. Karena pemerintah dalam menjalankannya tidak konsisten. Situasi ini diperumit dengan pengelolaan sampah di kota Medan yang kurang baik. Sebanyak 2.100 ton sampah dihasilkan setiap hari dan rata-rata per bulan mencapai 63.000 ton sampah yang menjadi akar masalah. Masalah sampah ini diperparah dengan saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, ketika hujan datang, sampah menumpuk di saluran drainase, akibatnya terjadi banjir. Itulah yang terjadi setiap hujan deras datang, kota Medan akan kebanjiran. Untuk mengatasi masalah ini, tidak tepat hanya mengandalkan pemerintah. Dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk saling mengelola sampah dengan baik. Dalam hal ini, diperlukan upaya untuk membangun kesadaran di tengah-tengah masyarakat melalui seminar atau pelatihan. Inilah latar belakang program GKPI untuk peduli terhadap lingkungan dengan mencanangkan sebuah gerakan membiasakan diri memilah sampah.

Photo Ibu-ibu peserta Seminar dengan ansusias mengikuti seminar dengan menyampaikan pertanyaan kepada pembicara.

Berdasarkan kondisi di atas kepala Departemen Diakonat GKPI Pdt. Prsaoran Sinaga, M.Th melihat pentingnya memulai gerakan yang nyata menghadapi masalah sampah. Melalui bidang Ekologi digagaslah aksi nyata kepedulian terhadap lingkungan (ekologi). Adapun yang menjadi tujuan kegaitan ini adalah 1. Menciptakan paradigma yang baik bagi warga khususnya anggota jemaat GKPI dan masyarakat sekitar dalam merespon sampah yang dihasilkan dari rumah tangga. 2. Membiasakan masyarakat khususnya anggota jemaat GKPI dan masyarakat sekitar untuk memilah sampah di rumah tangga dan mengolah/mendaur ulang sampah yang dihasilkan. 3. Meningkatnya pendapatan anggota jemaat GKPI dan masyarakat sekitar yang mengelola sampah menjadi bahan pupuk organik dan mengolah sampah plastik serta dari penjualan barang bekas yang masih bermanfaat. 4. Penghematan finansial anggota jemaat GKPI dan masyarakat sekitar untuk pembelian kompos dan media tanam tanaman bunga, sayuran dan lainnya dalam pot karena sudah menghasilkan sendiri. 5. Mengurangi volume sampah harian, terutama dari sumber rumah tangga. 6. Kesadaran masyarakat akan muncul untuk turut andil dalam mendorong kebijakan dan peraturan dalam mengelola sampah. 7. Menciptakan lingkungan gereja GKPI yang bersih, sehat dan asri yang pada akhirnya akan berdampak pada terwujudnya keindahan Kota Medan. Untuk mencapai tujuian pelaksanaan Kepala Departemen Diakonat menentukan tempat pelaksanaan di GKPI Jemaat Khusus Sei Agul Medan. Adapun peserta dari kegiatan ini adalah Seksi Diakoni, Seksi Kesehatan dan Seksi Perempuan dari Wilayah I dan II. Diperkirakan sekitar 150 orang. Para peserta ini diharapkan akan menjadi pionir dalam rangka mewujudkan lingkungan gereja dan masyarakat yang sehat dan bersih.

Pimpinan Sinode Bishop GKPI Pdt. Abdul Hutauruk menghadiri kegiatan ini didampingi oleh Ka, Biro Infokom dan Ka, Biro Keuangan beserta Korwil Wil. I dan juga pendeta wilayah I dan II. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari Wilayah I dan II yaitu BKS Perempuan, Sie Kesehatan dan Sie Diakoni dari Resort dan JK se wilayah I dan II. Pimpinan Sinode membuka secara resmi program pencanangan Pilah Sampah yang dilanjutkan dengan seminar yang dibawakan oleh Ir. Tommy Sinurat warga jemaat GKPI Bekasi-Jakarta. Maka untuk itu peran serta warga jemaat GKPI di yang ada di Kota Medan yaitu Wilayah I dan II sebanyak 26.000 ribu jiwa menjadi sangat penting. Ir. Tommy Sinurat menjelaskan mengapa pentingnya warga GKPI berperan aktif dan penting dalam upaya menjaga dampak negatif sampah. Warga GKPI yang berada di Wilayah I dan II melalui pilah sampah dari rumah merupakan tanggungjawab sebagai warga negara dan juga sebagai warga jemaat. Harapannya ke depan program pilah sampah dari rumah ini akan melahirkan warga jemaat GKPI yang mendapatkan penghargaan Kalpataru dari pemerintah RI.

Ir. Tommy Sinurat dalam pemaparannya menyampaikan bagaimana tips memilah sampah dari rumah yaitu Golongkan Tiap sampah dalam beberapa golongan ( Organik, anorganik, Residual atau B3, berikan label pada tiap Wadah Penampungan. Bersihkan sampah ( Anorganik ) sebelum ditempatkan pada wadah Penampungannya.Pipihkan sampah ( botol plastic, kardus ) sebelum dimasukkan ke Wadahnya .Tuang /tiriskan air yang masih ada agar betul betul kering

Secara berkala timbang semua sampah sesuai kategori, anda akan menyadari ternyata sedikit sekali yang   betul betul sampah. Pentingnya warga jemaat memilah sampah dijelaskan oleh Ir. Tommy Sinurat antara lain yaitu 1. Mengurangi jumlah sampah yang diangkut/ditimbun di TPA

2. Sampah  beracun/berbahaya terpisah dengan sampah tidak beracun/berbahaya. 3. Pengangkut sampah terhindar dari  bahan beracun/berbahaya. 4. Menambah Nilai Ekonomi yaitu sampah yang dapat didaur ulang mempunyai nilai ekonomi. 5. Menjaga sumber daya Alam

Material yang dapat didaur ulang akan  menghemat penggunaan sumber daya Alam. 6.  Kita jadi perduli dengan pola konsumsi dan jenis sampah yang kita produksi setiap hari.

Photo bersama seluruh peserta seminar pencanangan program pilah sampah dari rumah

di akhir acara seminar.

Categories: Berita

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *