Minggu PASKAH I, 31 Maret 2024

Epistel: Markus 16: 1-8

  1. Pendahuluan

Kebangkitan Yesus dari kematian menunjukkan karya keselamatan Allah yang begitu besar, yang telah menyelesaikan kematian yang dikarenakan dosa manusia. Keselamatan ini menjadi dasar sukacita yang begitu besar bagi manusia, yang dulu adalah hamba menjadi sahabat. Ini yang menjadikan kita selayaknya bersukacita dalam setiap situasi hidup karena Allah menyatakan kasihnya yang begitu besar untuk menyelamatkan manusia berdosa. Sukacita kita ini harus menjadi persaksian bagi dunia agar semakin lagi mengenal Allah yang penuh kasih. Sehingga keberlanjutan karya keselamatan Allah itu tetap terberitakan sebagai kabar sukacita. Sebagai mana yang terdahulu telah dialami oleh para murid Yesus yang menjadi saksi karya keselamamatan Allah dalam kebangkita Yesus. Sepanjang perjalanan hidup para murid dijadikan sebagai pengabdian dalam pemberitaan Injil atau kabar sukacita. Sebab hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (sukacita karena keselamatan)

  1. Penjelasan Nats

Dibanding dengan para murid laki-laki yang telah lari atau bahkan menyangkal Yesus, ketiga ibu ini (Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome) menunjukkan keberanian dan kesetiaan. Mereka telah mengikuti Yesus sampai ke salib dan kuburan-Nya. Mereka kini menjadi saksi yang menjamin bahwa kubur yang ditemukan kosong adalah kubur Dia yang disalibkan. Pergi meminyaki Yesus (ay. 1): Meminyaki mayat dengan minyak wangi-wangian merupakan tanda penghormatan istimewa. Niat ibu-ibu untuk meminyaki jenazah Yesus pada hari ketiga janggal dalam iklim Palestina; namun dikemukakan di sini untuk menggambarkan bagaimana mereka tidak ingat nubuat Yesus tentang kebangkitan-Nya.

Batu itu sudah terguling (ay. 3-4): Kubur dipahat dalam bukit karang. Jalan masuk ke kubur ditutup dengan batu besar, yang merupakan halangan bagi ibu-ibu untuk sampai ke jenazah Yesus. Pertanyaan mereka, “Siapa yang akan menggulingkan batu…”, dijawab dalam bentuk pasif “batu itu sudah terguling”, maksudnya oleh Allah. Tetapi tindakan ajaib Allah yang telah membuka pintu alam maut, tidak dianggap oleh ibu-ibu.

Seorang muda yang memakai jubah putih (ay. 5): Dari pakaiannya pemuda itu dapat dikenali sebagai mahluk surgawi (9:3). Posisinya di sebelah kanan, yakni sisi yang baik, mengisyaratkan bahwa ia membawa kabar baik. Katakan kepada… Petrus (ay. 7): Murid-murid yang telah lari, dan khususnya Petrus yang telah jatuh lebih dalam lagi dengan menyangkal Yesus (Mrk 14), tetapi dicari Yesus dan diajak mengikuti-Nya. Mendahului kamu ke Galilea (ay. 7): Yesus mendahului mereka ke tempat asal mereka sendiri, tempat mereka selama ini hidup dan juga telah berarya bersama Yesus. Di situ mereka akan melihat-Nya dan mewartakan-Nya.

Melihat (ay. 7,): Melihat Yesus di Galilea dalam konteks Injil Markus dapat berarti melihat Anak Manusia yang datang dalam kemuliaan pada akhir zaman, yang menurut Markus sudah dekat (9:1, 13:26, 14:62); tetapi barangkali spontan dimengerti sebagai melihat penampakan Yesus yang bangkit. Penampakan itu mesti diketahui oelh jemaat Markus (bdk. 1 Kor. 15:1-7), biarpun aslinya tidak dikisahkan dalam Injilnya. Kegentaran dan kedahsyatan (ay. 8): Ibu-ibu yang tadi sudah terkejut karena penampakan surgawi, setelah mendengar kabar gembira yang bertolak belakang dengan arah pikiran mereka sendiri, semakin takut. Mereka terpesona dengan peristiwa yang misterius, tetapi karena belum mampu menanggapinya, mereka takut dan tidak bergembira (berbeda dengan Mat.28:8). Reaksi ibu-ibu terhadap mujizat Allah yang terbesar ini akhirnya tidak lebih dari reaksi murid-murid lain terhadap mujizat-mujizat Yesus sepanjang Injil Markus 

  1. Renungan

Melalui firman Tuhan kita belajar bagaimana meresponi kebangkitan Yesus. Pertama, jangan takut. Kematian dan kebangkitan Yesus bukan hal yang menakutkan. Kematian dan kebangkitannya seharusnya meneguhkan iman dan kepercayaan kita, sebagaimana yang Paulus dalam 1Kor. 15:14. Ia telah bangkit dari kematian sehingga kepercayaan kita tidaklah sia-sia. Kedua, pergi beritakan. Kematian dan kebangkitan Kristus seharusnya bukan berita yang kita simpan untuk diri sendiri. Berita kesaksian itu haruslah dikabarkan kepada semua orang sehingga banyak orang dapat mengenal dan percaya kepada-Nya. Para perempuan itu, meski dengan kegentaran, kedahsyatan, dan ketakutan dalam diri, mereka tetap menyampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan para murid lainnya.

 Sesungguhnya Yesus yg bangkit, tidak menyembunyikan dirinya bagi kita. Dia tidak membatasinya dan membuat jarak terhadap kita. Justru, kebangkitannya memutuskan dan mematahkan jarak itu, dengan kehadiranNya di setiap kehidupan ini. Yesus tidak membiarkan kita sendiri mengurus hidup kita, mengurus keluarga, mengurus anak2, melakukan berbagai pekerjaan kita. Alkitab berkata: “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah, dan Ia akan bertindak (Maz. 37:5)”. Firman ini mengajak kita semua untuk tdk asik sendiri, sibuk sendiri dgn urusan pribadi dan keluarga, bisnis dan pekerjaan lainnya. Tuhan menantikan kita, agar menyerahkan segala urusan hidup kita, agar bersama dgn Dia kita melakukannya. Ini lah sukacita yang sesungguhnya yang oleh karya keselamatan Allah bagi kita manusia berdosa melalui anakNya Yesus Kristus.

  1. Diskusi
  2. Apakah Makna Paskah Bagi kehidupan Kita?
  3. Ketika banyak orang berkata “Kristus Sudah Menebus Dosa Kita dengan Kematian dan kebangkitanNya”, pertanyaannya adalah apakah kita masih orang Berdosa atau bagaimana?
  4. Bagaimana Status Kita orang percaya setelah kebangkitan Kristus?

Pdt. Pardomuan Naibaho, S.Th

Res. Duri III

Categories: Epistel

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *