I.    PENDAHULUAN
Panti Asuhan Mamre GKPI adalah salah satu wadah Diakonia GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia) , yang didirikan di Pematang Siantar pada tanggal 03 N ovember 1973. tujuan pendirian Panti Asuhanini adalah untuk memberikan pelayanan kasih kepada anak-anak yang terlantar dan ditelantarkan dan menolong mereka keluar dari kesulitan hidup yang disebabkan olwh kematian, kemiskinan/ketidakmampuan orang tua atau karena permasalahan yang terjadi di tengah-tengah keluarga.

II.    LATAR BELAKANG
Dr. A. Lumbantobing (alm) adalah mantan bishop GKPI tahun 1964- tahu 1988. Bapak tersebut melanjutkan studinya tahun 1952- 1957 di Jerman Barat, dan ia memiliki seorang sahabat yaitu mahasiswa Theologia yagn bernama Herbert Guenneberg. Pada tahun 1957 Dr. A. lumbantobg plang ke Indonesia dan menjabat sebagai rector universitas HKBP Nommensen. Herbert memberikan suatu kenang-kenangan berupa mesin cuci tetapi malam harinya semua perabot rumah tangga termasuk mesin-mesin cuci terbakar, mendengar peristiwa itu pendeta Gueneberg membertahukan kepada sahabatnya yang bernama Dr. H. H. Deichman dan pada tahun berikutnya beliau mengirim mesin cuci sebagai pengganti mesin cuci yang terbakar itu.
Setelah peristiwa itu Dr. A. Lumbantobing pergi ke Jerman untuk mengikuti Konferensi Dewan Gereja Sedunia (DGD), setibanya di Jerman beliau mengunjungi keluarga Deichman dan Guenneberg. Pada kesempatan itu beliau menceritakan masalah / kemelut yang dihadapi GKPI saat itu, dimana belum ada yang mau mengakui gereja GKPI ini, kemudian Dr. Deichman merasa tergugah atau iba mendengar keluhan itu dan beliau mengatakan bersedia untuk membantu GKPI berupa mobil dan bangunan. Pertama asrama Panti Asuhan MAMRE adalah sumbangan Dr. Deicman / Bapak Lumbantobing juga mengemukakan kerinduan GKPI memiliki asrama Panti Asuhan MAMRE sebagai tempat menampung dan mengasuh anak-anak yang kurang mampu / anak yatim piatu serta menempa anak yang datangnya dari berbagai suku dan latarbelakang keluarga yang berbeda, dengan demikian Dr. Deichman mengatakan membantu sepenuhnya biaya yang dibutuhkan  atau diperlukan Panti Asuhan Mamre GKPI, maka pada tanggal 3 november 1973 diresmikan Panti Asuhan Mamre GKPI ini.
Memberi nama MAMRE untuk Panti Asuhan ini adalah atas usul Dr. Deichman dengan doa dan pengharapan, agar mamre itu tempat pengharapan, perlindungan dan naungan agar anak asuhan kelak bernaung di bawah ranting dan daun-daun pohon terbanti, dan agar anak-anak dikunjungi Tuhan selalu, seperti Abraham dan Sarai yang dikasihi Tuhan. (Kej. 18: 1 – 10) dan seluruh biaya yang diperlukan panti Asuhan Mamre seperti tamasya, pembangunan, kebutuhan yang lain yang diperlukan anak-anak dikirim oleh Dr. Deicman setian tahunnya.

Bantuan dari Dr. Deichman selanjutnya dialihkan kepada urusan yang lain atau orang lain di GKPI. Disamping itu banyak juga donator atau yang member bantuan kepada Mamre khususnya dari Jerman, dan anak-anak itu sering menyebut dengan ibu angkat dan bapak angkat.

Adapun asrama panti asuhan mamre dibangun di Pematang Siantar desa Rambung Merah yang berukuran 16 m � 22 m di atas tanah seluas + 6 Ha. Dari tahun ke tahun jumlah anak juga bertambah banyak, begitu juga dengan bangunan fisik yang terus bertambah jumlahnya, lapangan kegiatan dan pendidikan anak-anak semakin luas dan perlu juga dibanggakan bahwa panti Asuhan Mamre ini juga sungguh banyak menerima berkat atau bantuan yang berupa: indomie, gula, beras, sabun odol dan juga yang lain yang menyangkut dengan kebutuhan mereka.

Sejak berdirinya panti Asuhan mamre ini sudah banyak aak-anak yang berhasil dan berprestasi, trampil dan sudah dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan ini jiga tidak lupa atas anugrah Tuhan dan doa-doa jemaat GKPI, masyarakat, donateor, yang dapat menyalurkan kasih Kristus kepada anak-anakNya melalui perbuatan, pekerjaan, disamping itu juga alumni-alumni Panti Asuhan ini sudah banyak yang kerja atau menjabat sebagai Evanggelis, Pendeta, Guru, Kepala sekolah, Diakones, pemusik, Kepala Desa, pengusaha dan lain sebagainya.
Anak yang di asuh pada mulanya hanya 6 orang dan satu ibu asrama, dan semua biaya anak asuhan di Mamre itu sepenuhnya  dibiayai oleh bapak  Dr. Deichamann langsung dari Jerman. Tetapi tahun berganti tahun Mamre  semakin berkembang dan anak �anakyang diasuh semakin banyak, maka pada tahun 1978 diambil alih tanggung jawab itu oleh satu badan  yang bernama  KNH. Dan pada  saat itu badan inilah yang membianyai kebutuhan di  Mamre
III.    VISI
�Anak-anak penyandang Masalah Sosial bertumbuh menjadi manusia yang mandiri, beriman, berkarya dan bersosial�

IV.    MISSI
1.    Memenuhi kebutuhan anak suh secara menyeluruh yaitu kebutuhan jasmani berupa sandang, pangan dan papan serta pelayanan kesehatan
2.    Memberikan pembinaan mental, intelektual dan spiritual di asrama oleh para pengasuh dan guru pengajar les serta melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah umum.
3.    Memberikan pembinaan keterampilan di asrama lewat aktifitas rumah tangga, petrnakan (babi, itik), pertanian (tanaman keras dan palawija), kelompok koor, olah raga, musik, menjahit dan di luar asrama berupa kursus computer, bahasa asing, montir, salon, dan lain-lain.

V.    STRUKTUR ORGANISASI
Pembina               :Pimpinan Sinode
Pengawas            : Ka.Biro IV
Direktur                : Pdt. Raden Samosir, S.Th
KTU                      : Johanna Simanjuntak
Kasir                     : Norita Manalu
Staf Pengasuh dan Pendidikan (Rangkap pengasuh Putra): Jan Prisman Sinaga
Staf Kerumahtanggaan (Rangkap Pengasuh Putri): Diak. Lasmi Hasibuan
Staf Usaha              : Jan Prisman Sinaga
Unit Usaha Peternakan: Hotmar Siregar
Unit Usaha Kebon Sawit: Jan Prisman Sinaga
Driver                     : D. Sitorus

VI.    KEADAAN FISIK
1.    Luas tanah Panti Asuhan Mamre            : 6,2 Ha
Luas tanah bangunan                              : 1,5 Ha
Luas tanah pertanian dan peternakan      : 4,7 Ha
2.    Bangunan terdiri dari    :
3    Kantor P. A. Mamre
4    Asrama Putra dan Putri
5    Kamar makan / dapur
6    Rumah Pengasuh/Pegawai ( 3 unit)
7    Aula
8    Ruang Belajar / perpustakaan / ruang computer

Categories: