Foto Bersama Peserta Seminar Bersama Pendeta Resort Dan Kedua Narasumber

Sebagai tindak lanjut pembentukan Panitia Tahun Pelayanan Pastoral GKPI Jemaat Khusus Siantar Kota, maka disusun dan dilaksanakan berbagai kegiatan untuk mensukseskan tahun 2022 sebagai tahun pelayanan pastoral GKPI. Dengan mengusung judul seminar “Manajemen Konflik Keluarga dan Pelayanan Pasca Pandemi”, GKPI JK Siantar Kota sukses menyelenggarakan Seminar Sehari sebagai kegiatan perdana yang dihadiri 165 peserta di gedung gereja GKPI JK Siantar Kota Jalan Simbolon no.8, Pematangsiantar.

Acara seminar sehari dimulai dengan ibadah pada pukul 09.00 WIB yang dilayani oleh Pendeta Resort GKPI Jemaat Khusus Siantar Kota. Dalam khotbahnya, Pdt. Ro Sininta Hutabarat, MTh mengambil renungan singkat yang didasarkan pada nats harian hari itu yaitu 2 Timotius 2 : 19 “Tetapi dasar yang diletakkan Alah itu teguh, dan materainya ialah : Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya dan setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.” Pendeta Hutabarat juga mengatakan bahwa adanya Covid 19 tidak hanya berdampak pada masalah kesehatan dan ekonomi, melainkan berimbas pada pelayanan gereja. Perubahan dan perkembangan disegala lini kehidupan berangsung sangat cepat sehingga dipandang perlu bagi GKPI khususnya GKPI Siantar kota untuk memperlengkapi pelayan gereja dan jemaat yang memiliki kemampuan pastoral sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi pelayanan terhadap masyarakat sekitar GKPI pada umumnya, dan terhadap sesama jemaat pada khususnya.

Di saat yang sama, Ketua pelaksana tahun pelayanan pastoral GKPI JK Siantar Kota, St. Parasian Silalahi, S.T mengungkapkan bahwa pelaksaan seminar ini merupakan agenda kegiatan pertama dari berbagai rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Panitia sepanjang tahun 2022 ini. Ketua Panitia juga berharap agar seluruh peserta seminar sehari dapat menikamati pemaparan materi yang disampaikan narasumber dan tidak hanya berhenti disini saja, akan lebih baik jika ada tindak lanjut dari seluruh peserta seminar berupa pengaplikasian materi dalam kehidupan berjemaat di GKPI JK Siantar kota pada khususnya.

Foto bersama pembicara dengan para Penatua GKPI SIANTAR KOTA dan Panitia

Mengawali pemaparannya, dr. Christoffel Lumbantobing, MKedOG, SpOGK-KFM menguraikan tentang visi misi, roadmap dan renstra GKPI hingga tahun 2030 mendatang, serta peran penatua untuk terlibat dalam mencapai rencana strategis yang telah ditetapkan bersama. Christoffel Tobing yang juga merupakan anggota Majelis Sinode GKPI menggunakan kesempatan pada seminar ini untuk menjelaskan tentang Tahun Pelayanan Pastoral GKPI dan bagaimana situasi pelayanan Pastoral di GKPI saat ini. “Kita harus jujur bahwa pelayanan pastoral konseling di gereja sering tidak dilakukan karena kesibukan melakukan pekerjaan rutinitas gereja. Dan pelayanan pastoral, kalaupun ada, tidak menolong umat karena disampaikan sebagai nabi, yaitu memberitakan firman Tuhan dengan satu arah. Tidak demikian dengan pastoral konseling, diperlukan hubungan timbal balik (interpersonal relationship) antara hamba Tuhan (Pendeta, Penatua, Evangelis dan Diaken) sebagai konselor, dengan konsili (orang yang meminta nasihat).”  Dokter Tobing juga menyampaikan bahwa Yesus sebagai teladan yang sempurna seorang  gembala melakukan sedikitnya 5 (lima) hal dalam pelayanan konseling pastoral, yakni menyembuhkan (healing), menopang (sustaining), membimbing (guiding), mendamaikan (reconciling) dan memberi hidup (give living).

Selanjutnya, dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang pernah mengabdi di Papua dan Tarutung sebelum menjadi praktisi di Medan ini menyoroti kondisi keluarga yang terdampak Pandemi covid-19, dimana semakin banyak pergumulan yang dihadapi keluarga baik dari sisi ekonomi, kesehatan dan berkurangnya kenyamanan dan damai sejahtera ditengah keluarga. Dalam hal ini Gereja tidak boleh tinggal diam, melainkan harus lebih aktif memberikan pelayanan pastoral konseling bagi keluarga. Dokter Christoffel juga menyoroti tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas keluarga, dimana membicarakan seksualitas kepada anak bukanlah hal yang tabu, tetapi harus dikomunikasikan dengan baik dan kreatif, sebab seksualitas adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan (Kej 1 : 28). Dokter yang juga pernah menjadi Sekretaris Jemaat GKPI Sei Agul ini mengharapkan agar Gereja, dalam hal ini GKPI serius mempersiapkan kurikulum untuk pembinaan calon pengantin Kristen yang hendak menikah melalui pembinaan dan bimbingan pra nikah. Beliau juga mengharapkan agar pendidikan seksualitas ini dimasukkan menjadi salah satu materi bimbingan pra nikah agar setiap keluarga Kristen nantinya memiliki kecerdasan dan kesehatan seksual yang baik, disamping kecerdasan dan kesehatan emosional, intelektual, sosial dan finansial.

Pada sesi kedua, Harris Silalahi S.Si, M.T STA RSPO memaparkan bahwa pelayanan Gereja tidak terlepas dari adanya konflik baik sebelum mewabahnya virus Corona maupun disaat dan pasca Pandemi, sebab konflik tidak terlepas dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Untuk itu dibutuhkan ketrampilan untuk mengelola konflik yang ada dengan tepat, agar tidak menjadi destruktif (merusak). Manajeman konflik dapat dikatakan berhasil secara efektif apabila dapat meminimalisir gangguan atau kerusakan, serta menghasilkan solusi yang memuaskan dan dapat diterima oleh pihak yang berkonflik. Untuk itu dibutuhkan kepemimpinan yang efektif, kompeten, visioner dan berintegritas sehingga dapat mengelola konflik yang terjadi dengan baik.

Di era disrupsi akibat revolusi 4.0 saat ini, Gereja menghadapi tantangan baru yang lebih dahsyat, dimana kekuatan sekularisme telah berhasil meminggirkan prinsip-prinsip iman Kristen sebagai pandangan dunia, nilai-nilai dan moralitas Kristen telah diturunkan, tidak diterima di area public, bahkan anggapan bahwa Tuhan tidak ada dan tidak penting. Gereja harus memperlengkapi para pengerjanya (Pendeta, Penatua, Evangelis, Majelis, Guru Sekolah Minggu dan seluruh pelayan) untuk menghadapi situasi ini dengan memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi di bidang kepemimpinan dan manajemen, disamping tetap memacu pertumbuhan rohani para pelayan.

Amang Harris Silalahi, anggota jemaat GKPI Jemaat Khusus Parsaoran Nauli – Medan yang merupakan seorang Konsultan dan Trainer ini juga mengajak agar setiap Gereja memiliki program terencana yang memperlengkapi (membina), melatih (mempersiapkan) dan mengutus para pelayan Gereja untuk memuridkan para pemimpin yang bersedia memuridkan orang lain, yang berkomitmen untuk memuridkan orang lain lagi. Ini yang disebut Pelipatgandaan pemimpin. Harris Silalahi juga mengajak agar para pemimpin di Gereja harus menjadi pemimpin yang melayani dan pelayan yang memimpin, sebab pemimpin Kristen harus bersahabat dan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, dimana focus dan patronnya adalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Direktur De Guru Consulting, Harris Silalahi juga mengaitkan Tahun Pelayanan Pastoral di GKPI agar setiap jemaat maupun wilayah di GKPI mengadakan pelatihan kepada para Pelayan untuk menyegarkan kembali panggilan para pelayan Kristen serta mengkatkan kapasitas dan kapabilitas para pelayan Gereja dalam menghadapi berbagai konflik yang terjadi di lingkungan pelayanannya.

Acara seminar sehari GKPI Jemaat Khusus Siantar Kota yang berlangsung hingga pukul 16 WIB (4 sore) telah memberikan kegembiraan dikalangan jemaat yang hadir, dapat dilihat dengan tetap bertahannya para peserta seminar mengikuti seluruh rangkaian acara hingga akhir. Begitupun banyak pertanyaan yang diajukan kepada narasumber, bahkan banyak pertanyaan yang tidak disampaikan karena keterbatasan waktu. Acara pemaparan materi oleh pembicara dipimpin oleh moderator seminar yakni Manongam Hutagalung,S.P, M.M dan Dinton Siagian. Panitia juga mengadakan foto bersama serta pemberian kenang-kenangan bagi kedua narasumber. Kegembiraan dan kemeriahan jemaat GKPI Jemaat Khusus Siantar Kota semakin bertambah dengan pemberian hadiah bagi para peserta yang dapat menjawab kuis dari panitia, serta pembagian sertifikat kepada perwakilan jemaat dari 13 sektor, perwakilan penatua, guru sekolah minggu dan parguru malua.

Semoga pelaksanaan seminar sehari ini membawa dampak positif dilingkungan Gereja serta jemaat GKPI Jemaat Khusus Siantar Kota tetap mendukung pelayanan Panitia dalam menjalankan programnya sebab masih akan ada beberapa rangkaian kegiatan lainnya di bulan Agustus dan September mendatang. Tuhan Yesus memberkati.

Oleh: Vik. Sugi Lumbanbatu , S.si. (teol)

Panitia didampingi Pendeta Resort memberikan Cenderamata kepada dr. Christoffel Lumbantobing, So. OG

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *