Pandemi covid 19 yang masih terus berlangusng hingga saat ini menimbulkan berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah menerapkan PPKM sebagai upaya menekan penyebaran covid 19 diseluruh daerah di Indonesia. Mencermati kondisi ini Pimpinan Sinode yang seyogyanya merencakana pelaksanaan pembinaan vikar angkatan 2019 dengan tata muka harus mengubahnya dengan pelaksanaan melalui virtual atau dengan daring. Hal ini merupakan upaya untuk mendukung pemerintah yang memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seluruh daerah di Indonesia. Sementara itu sesuai dengan surat Pimpinan Sinode GKPI tanggal 3 September 2021 PA Mamre sebagai tempat pelaksanaan pembinaan vikar sementara ditutup oleh karena terdapat 12 orang anak PA Mamre dinyatakan positif terpapar covid 19. Oleh sebab itu maka Pimpinan Sinode mengambil langkah untuk melaksanakan pembinaan vikar Angkatan 2019 dengan mengunakan system daring (online) menggunakan aplikasi zoom.

             Kepala Departemen Pastorat sebagai penanggungjawab pelaksanaan pembinaan vikar mempersiapkan seluruh kegiatan pembinaan dengan mengatur seluruh rangkaian kegiatan pembinaan bersama dengan Kepala Biro Administrasi, Informasi dan Komunikasi. Rundown kegiatan berupa seluruh jadwal kegiatan pembinaan dan seluruh pembicara yang menjadi narasumber dalam pembinaan diatur dengan baik yang dilaksanaan pada tanggal 11-24 September 2021. Pembinaan viakar dimulai dengan ibadah pembukaan yang dipimpin oleh kepala departemen Apostolat Pdt. Maria Simatupang, M.Th. Dalam kotbahnya yang diambil dari Yohanes 5: 17 kepala departemen Apostolat menekankan bahwa karakter injil Yohanes yang memberitakan bahwa Yesus Kristus sebagai pemberita injil dan Yesus Kristus sebagai berita injil itu sendri. Pemberitaan injil sebagai transformasi kehadiran Allah kepada manusia yang menginmplemtasikan Allah yang turut bersama-sama dengan dunia. Selanjutnya Pimpinan Sinode dalam kata sambutannya menyatakan bahwa pembinaan vikar Angkatan 2019 yang dilaksanakan melalui zoom meeting ini mengangkat tema “Keteladanan”. Tema ini menjadi inspirasi bagi sleuruh pembicara untuk mempersiapkan para vikar. Topik ini ingin melihat sejauh mana dampak kehadiran seorang pelayan dalam membangun atau membesarkan jemaat yang sedang dilayaninya. Bapak Bishop berharap agar melalui pembinaan ini dapat memperlengkapi para vikar untuk taat, rendah hati, menghargai orang lain dan mendengar menjadi sangat penting untuk mendasari pelayanan. Kepada seluruh vikar sangat diharapkan keseriusannya dalam mengikuti pembinaan ini sebagai bagian dari evaluasi masa vikariat. Kepala departemen Pastorat kemudian menyampaikan pengarahan dan informasi dalam pelaksanaan pembinaan virtual kepada seluruh vikar yang berjumlah 41 orang untuk disiplin sesaui dengan harapan bapak Bishop.

Bapak Pdt. WGP. Lumbantobing, S.Th sebagai narasumber pertama dengan membawakan judul materi pembinaan “Karakter seorang Pelayan”. Karakter yang mempunyai pengertian sebagai ciri khas individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap individu yang berkarakter akan mempertanggungjawabkan setiap keputusan yang telah dilakukannya sebagai ujud dari karakternya.  Selama mengikuti sesi maka para vikar diwajibkan selalu membuka kamera video mereka. Pembinaan hari pertama diakhiri dengan ibadah penutup yang dibawakan oleh Vik. Saridon Saragih. Setiap paginya pembinaan dimulai pada pukul 09.00 dengan ibadah pagi yang dibawakan secara bergantian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Kadep Pastorat. Pembicara hari kedua yaitu Bapak Sekretaris jenderal Pdt. Humala Lumbantobing, M.Th  dengan topik “Church Planting”. Bapak Sekjen menyampaikan bahwa misi GKPI sesuai dengan renstranya harus memiliki perencanaan dalam pengembangan GKPI melalui “church planting”. Sesi berikutnya giliran Ka. Biro Adm, Informasi dan Komunikasi dengan topik “Peran Media sebagai Medium pelayanan Gereja di era distribsi teknologi informasi”. Pada periode kepemimpinan 2020-2025 melalui keputusan Sidang Majelis pertama telah menetapkan dibentuknya biro baru di GKPI yaitu Biro Administrasi, Informasi dan Komunikasi. Maka untuk itu bagaiamna mempersiapkan para pelayana GKPI untuk menjadikan Media sebagai medium guna mengembangkan pelayanan di perkembangan teknologi informasi sangat penting. Peran dan Tanggungjawab pelayan GKPI utamanya para calaon pendeta untuk arif dan bijak dalam menggunakan dan menjadikan teknolog sebagai “medium atau tempat” bukan hanya sebatas alat atau sarana. Pada sesi selanjutnya Bapak Bishop GKPI Pdt. Abdul Hutauruk memabwakan materi pembinaan dengan topik “Dampak Keteladan Hidup Seorang Pelayan Tuhan terhadap Pertumbuhan Jemaat. Bapak Bishop menekankan bahwa Keteladanan hidup seorang pelayan atau gembala akan sangat mempengaruhi pertumbuhan iman anggota jemaat. Bilamana kehidupan seorang pelayan atau gembala hidup bersih, dalam kekudusan, tertib dan teratur maka dengan sendirinya akan mempengaruhi iman dan semangat bergereja anggota jemaat. Sebaliknya, apabila kehidupan seorang pelayan atau gembala tidak menjadi teladan maka akan menimbulkan kekacauan di tengah-tengah jemaat. Pada hari ketiga sesi pembinaan dibawakan oleh Kadep. Apostolat Ibu Pdt. Maria Simatupang, M.Th dengan topik Pemaparan tugas dan Fungsi Departemen Apostolat GKPI. Pada Sesi selanjutnya Kepala Departemen Diakonat menyampaikan materi dengan topik “pelayanan diakonia”. Pdt. Parsaoran Sinaga selaku Kadep. Diakonat menegaskan bahwa gereja yang hidup dan bertumbuh adalah gereja yang berdiakonia dan berdampak baik kepada warga jemaatnya dan kepada masyarakat dimana gereja itu hadir sebgai tubuh Kristus. Hal ini menjadi cita-cita GKPI sejak awal berdirinya yang menjadi arah pelayanan GKPI untuk membayar hutang penginjilannya. Pada sesi berikutnya Kepala Departemen Pastorat membawakan topik “Transformasi Kepemimpinan”. Pdt. Teddy Sihombing, MM., M.Th menjelaskan bahwa transformasi Kepemimpinan itu adalah kepemimpina yang bersahabat. Kepemimpinan bersahabat Kepemimpinan (gereja) menjadi sahabat yang setara dengan umatnya, orang di sekitarnya, dan terpanggil hadir dalam dunia untuk menjaga keutuhan persatuan dalam kepelbagaian. Kualitas seorang pemimpin Kristen terlihat dalam relasi dan interaksi keseharian dengan yang dipimpinnya. Dengan kata lain, orang “mati” setiap hari dengan memberi hidupnya kepada orang lain sebagai sahabat. Pada hari ke empat Sekretaris Eksekutif LPPM GKPI Pdt. Thomas Sitorus, m.Th menmbawakan topik “Peran gereja dalam masyarakat. Sementara Kepala Biro umum pada sesi selanjutnya membawakan topik “Keteladan dalam pelayanan Gereja”. Pada bagian akhir dari pembinaan vikar GKPI Angkatan 2019 ditutup dengan melaksanakan ibadah penutupan oleh Kadep. Apostolat. Selanjutnya Kepala Departemen Pastorat atas nama Pimpinan Sinode menutup pembinaan yang dilaksnakan secara virtual ini dengan menyampaikan informasi berkaitan dengan mutasi penempatan baru tahun mereka.

Selama pelaksanaan pembinaan ini seluruh vikar mengikutinya dengan tertib dimana setiap sesi dihadiri seluruh vikar yang ditandai dengan mengisi form daftar hadir yang disampaikan melalui aplikasi “google form”. Para vikar dengan aktif mengikuti setiap sesi dengan terlibat menyampaikan tnaggapan dan pertanyaan terhadap topik yang dibawakan oleh masing-masing pembicara. Jika diamati dalam setiap sesi vikar yang diberikan kesempatan untuk merespos setiap materi pembinaan menyampaiakan pertanyaan dan kritik mereka melalui kolom chat maupun bertanya langsung kepada nara sumber. Kendala yang dihadapi selama pembinaan ini seperti lemahnya sinyal dari tempat dimana vikaris mengikuti pembinaan dapat diatasi dengan mematikan video selama mereka melakukan pertanyaan sehingga suara lebih jelas didengar oleh peserta lainnya. Ketika seseorang menyampaikan pendapat atau sedang berbicara maka peserta lainnya “unmute” sehingga tidak menggangu pembicara yang sedang berbicara.

Pembinaan melalui virtual ini menjadi medium yang efektif mengingat bahwa kondisi pandemi covid 19 yang terus melanda kehidupan kita masih terus berlangsung. Penggunaan media sebagai sarana dan tempat mengadakan kegiatan yang dilaksanakan dengan tepat merupakan sebuah alternatif sebuah jawaban. Sehingga dengan demikian maka kita turut mendukung upaya bersama menghadapi dampak pandemi covid 19. Perkembangan teknologi ditengah-tengah persoalan yang dihadapi seccara global tidak menjadikan gereja menjadi kehilangan kreatifitasnya. Setiap persoalan yang sedang dihapi gereja menjadikan gereja harus melihat berbagai peluang dan kesempatan untuk menciptakan kreativitas pelayanan dan mengembangkannya sebagai bagian dari sarana atau tempat pelayanan itu sendiri. Sehingga dengan semikian gereja juga harus mampu secara arif dan bijaksana untuk melihat itu dan mampu kritis juga. Untuk itu maka setiap jamanya gereja mampu memaknainya dan memberi arah yang tepat sehingga kehadiran gereja sungguh-sungguh berdampak bagi pertumbuhan iman jemaatnya. (rob)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *