Hotel Rudang Berastagi, 28-29 Januari 2022

Sebagai kegiatan rutin di awal tahun, GKPI JK Parsaoran Nauli Medan mengawali tahun 2022  dengan melakukan Pembinaan kepada Penatua dan Calon Penatua. Tema pembinaan ini disesuaikan dengan Renstra GKPI tahun 2022 yang merupakan Tahun Pelayanan Pastoral GKPI. Diharapkan melalui pembinaan ini para Penatua dan Calon Penatua akan meningkatkan pelayanan dan keterampilannya dalam pelayanan Pastoral. Dan kegiatan yang bersengaja rutin dilakukan sebagai perwujudan Firman Tuhan yang tertulis dalam Efesus 4 : 12 : Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.

Pelaksanaan Pembinaan Penatua/Calon Penatua GKPI JK Parsaoran Nauli Medan dilaksanakan pada tanggal Jumat/Sabtu, 28-29 Januari 2022 di Hotel Rudang Berastagi Kabupaten Karo. Peserta pembinaan ini berjumlah 30 orang yaitu 1 orang Pendeta, 20 orang Penatua dan 9 orang calon Penatua. Pembiayaan pelaksanaan Pembinaan ini adalah dari Kas jemaat dan swadaya peserta pembinaan yang dikelola dengan sangat baik oleh inang bendahara Pnt. Dameria br. Nababan.   

Hari Pertama : Jumat 28 Januari 2022

Para peserta memulai perjalanan dari gereja dengan berkendaraan mobil jam 08.00 wib dan tiba di Hotel Rudang Brastagi jam 10.00 wib. Koordinator tempat, amang Pnt. Rinsen Situmeang sudah mengatur ruang bermain yaitu di luar ruangan Hotel sehingga peserta dapat bermain dengan bebas. Setelah istirahat sejenak, kegiatan pembinaan dimulai dengan acara bermain bersama (Games). Ruang bermain itu terletak di pinggir kolam dan dikelilingi oleh tumbuhan yang indah. Udara sejuk Berastagi mendukung suasana bermain ini menjadi sarana membina persatuan dan kesatuan juga kegembiraan.  Selain untuk membangun suasana batin yang menyegarkan jiwa, bermain dalam sebuah tim adalah cara untuk membangun karakter bekerja sama dengan baik. Supaya permainan tersebut bisa terselesaikan dengan baik dan menjadi pemenang, dibutuhkan rasa saling percaya dengan teman pada satu tim. Sama seperti pekerjaan pelayanan di tengah gereja, permainan (games) itu membutuhkan kekompakan, kerja tim dan menyadari pemenang adalah mereka yang ingat bahwa mereka tidak bisa bekerja sendiri.

Tim kreatif  games pada acara pembinaan kali ini adalah Pnt. Kristian Aritonang & CPnt. Voltaire Siregar. Mereka merancang 3 games dengan terlebih dahulu membuat 3 group peserta. 3 group dinamai group Kasih, group Damai, group Iman. Wasit pada permainan ini sangat adil dan tidak bisa dicurangi. Mungkin karena wasitnya memakai Jaket yang ada CCTV-nya (hehehe). Prinsip permainan ini adalah Berbeda boleh, marbada jangan. Permainan pertama adalah Lomba membuat yel-yel, yang dimenangi oleh group kasih. Nyanyian dan gerak/gaya group kasih ini memang sangat kompak dan kocak. Mereka pantas menjadi juara pertama. Berikutnya adalah Lomba mendengarkan suara teman. Setiap peserta lomba menutup satu matanya, lalu diputar-putar sebanyak 5 kali. Kemudian berjalan ke arah bola, di tempat yang disediakan wasit. Dengan menutup satu mata, berjalan oleng, mendengarkan arahan suara kawannya satu group (tapi suara dari group lain lebih keras lagi mengarahkan ke arah yang salah) para peserta mencoba menyentil bola. Dan ternyata tidak mudah. Tidak banyak peserta yang berhasil menyentil bola tersebut. Pemenang games kedua ini adalah Group Iman. Permainan terakhir adalah Lomba Raja/Ratu Tega (Tebak gaya). Peserta secara group menebak kata melalui arahan gaya kawannya. Pemenang permainan ini adalah Group Damai. Lalu semua pemenang mendapat hadiah yang disediakan tim kreatif games; hadiahnya memang tidak mengenyangkan tapi rasanya manis dan menyenangkan. Semua peserta menikmati hadiah dengan hati gembira. Karena para juarawan/juarawati berbagi-bagi hadiah kepada temannya di luar groupnya sendiri. Bahagianya peserta yang mau memberi dan mau menerima.

Ibadah Pembukaan Pembinaan dilaksanakan oleh Inang Pdt Lucia J.L. Tobing M.Th. Dalam renungannya dikutip nas Firman Tuhan dari 2 Tawarikh 31 : 20-21.  Teladan Raja Hizkia yang melakukan reformasi di Israel dengan melakukan pelayanannya dengan baik, jujur dan benar di hadapan Tuhan. Dan sebelum melaksanakan semua pelayanannya, raja Hizkia terlebih dahulu mencari Allah dengan segenap hati. Sehingga segala usahanya berhasil. Itulah teladan Raja Hizkia yang menginspirasi para pelayan untuk memberhasilkan pelayanannya di tengah ladang dunia.

Setelah ibadah pembukaan, jam 14.00 – 17.30 Wib dimulailah sesi ceramah yang disampaikan oleh bapak Dr. Christoffel Lumban Tobing, SPoG. Beliau adalah seorang Anggota Majelis Sinode GKPI, dokter ganteng yang baik dan warga jemaat GKPI JK Sei Agul Medan. Pak dokter yang keren ini menyampaikan 3 topik dalam ceramahnya yaitu :  Kesehatan para pelayan di masa pandemic, Manajemen konflik dan pelayanan Pastoral GKPI.

Mengawali ceramahnya, Bapak Dr. Christoffel menggambarkan semangat pelayanan itu seperti kelompok yang akan mendaki Gunung Everest (fighting spirit for Mount Everest). Berapa persen yang ingin sampai ke puncak ? jawabnya : hanya 1 % saja. Selebihnya, hanya 10 % yang bersemangat untuk maju terus, 60 % ingin mencoba (lihat keadaan) dan 30% yang tidak ingin mencoba. Dari gambaran itu kita dapat memandang pelayanan kita dari persfektif yang berbeda-beda. Bahwa tidak semua orang ingin mencapai puncak Everest. Maka seorang pelayan diharapkan mempunyai jiwa S.E.R.V.I.C.E pada  dirinya (Self Esteem, Exceed Expectation, Recover, Vision, Improve, Care, Empower).

Pada acara makan malam, untuk membangun kekompakan, diadakan juga acara panggang memanggang ikan dan berkaraoke-ria. Ternyata banyak bapak ibu Pnt/CPnt yang berbakat bernyanyi. Tembang rohani, rohana, batak, karo, Simalungun dan tembang lawas dinyanyikan dengan penuh sukacita. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Acara hari pertama ditutup dengan nyanyian pujian kepada Tuhan dan doa oleh inang Pdt. Lucia JL. Tobing (Pdt. Resort).

Hari kedua Sabtu 29 Januari 2022

Acara pembinaan hari kedua, pada jam 09.00 – 12.30 WIB, diisi dengan ceramah oleh Bapak Pdt Abdul Hutauruk, M.Th (Bishop GKPI). Ceramah dimulai dengan mengajak seluruh peserta menyanyikan BE No. 213 : 1 Dung Sonang Rohangku dan pembacaan nas Alkitab dari Kolose 3 : 12. Dalam pelayanan pastoral yang menjadi tahun pelayanan GKPI tahun 2022 para pelayan harus mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan, kelemahlembutan dan kesabaran. Itulah yang menjadi prinsip pelayanan Penggembalaan. Ceramah Bapak Bishop sangat inspiratif dan dapat diterima dengan sangat baik oleh para peserta karena model ceramahnya yang lain dari biasanya. Tidak monolog tetapi dialog. Bahkan ada drama-drama singkat tentang topik yang diulas yang diperagakan oleh Inang Vik. Dame Situmorang dan Ulrike br. Simorangkir. Sesi di hari kedua ini akhirnya ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Bishop GKPI. Doa penutup ini juga merupakan doa pemberangkatan kepada para penatua dan calon Penatua GKPI JK Parsaoran Nauli untuk melayani dengan sungguh sebagai Penggembala di Tahun pelayanan Pastoral GKPI 2022.

Seluruh rangkaian acara pembinaan ini ditutup dengan Foto Bersama Peserta dan Bapak Bishop GKPI. Sampai berjumpa di tahun depan. Tuhan Yesus memberkati.

GKPI JK Parsaoran Nauli Medan, Februari 2022

Pnt. Ir. Lamsihar Pasaribu (Sekretaris Jemaat)

Peserta Foto bersama dalam kegiatan pelatihan pembinaan penatua JK.Parsaoran Nauli Medan

Foto bersama dengan Bishop GKPI


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *